Kamis, 17 April 2008

SERUAN AKSI KEPRIHATINAN BERSAMA MASALAH HIV AIDS DAN NARKOBA DI TANAH KARO

(Kepada Yang terkasih : Pdt, Pt, Dkn, Pengurus Mamre, Moria, Permata, KA-KR dan Jemaat GBKP di manapun berada.
Salam Kasih Tuhan Yesus Kristus)

Belajar dari Pengalaman adalah hal yang sangat baik sekali, karena menurut pepatah “Pengalaman adalah Guru yang baik”. Melihat begitu banyaknya rakyat Tanah Karo dan Umat GBKP yang telah menjadi Korban HIV AIDS dan Narkoba (Data atau Informasi dari LSM atau NGO “Medan Plus” bahwa ada 20an orang di Tanah Karo Positip HIV AIDS, belum di hitung Korban Narkoba). Secara pribadi kami melihat sudah saatnya Pemkab Tanah Karo dan GBKP memikirkan masalah Bencana ini dengan serius. Untuk mengetahui Korban HIV AIDS dan Korban Narkoba secara jelas di Tanah Karo, perlu dilakukan Test Gratis HIV AIDS dan Test Narkoba. Bila hal ini dilakukan, kami sangat yakin pasti sudah banyak rakyat Tanah Karo dan anggota GBKP yang menjadi korbannya. Pemkab Tanah Karo perlu lebih serius lagi memperhatikan masalah ini dan diperlukan kerjasama dengan Gereja GBKP Komisi NAPZA dan HIV AIDS, Aparat Kepolisian, Dokter, Psikolog, Psikiater, Kehakiman, Kejaksaan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Yayasan Cinta Anak bangsa, Yayasan Kasih Mulia, Granat (Gerakan Anti Narkotika Nasional), BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Lembaga LSM HIV AIDS dan Narkoba lain.
Pemkab Tanah Karo dan Gereja GBKP perlu berdampingan untuk menyikapi masalah ini, Mereka harus bergandengan tangan satu dengan lain dan bukan berjalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini BND atau sering di sebut Badan Narkotika Daerah yang di bawahi oleh Pemkab harus bekerja sama dengan Komisi Napza dan HIV AIDS GBKP baik secara Moderamen, Klasis-klasis dan Runggun-runggun di Tanah Karo. Pemkab bisa melakukan sesuatu hal yang baik untuk Peduli rakyatnya di Tanah Karo dan demikian juga Gereja GBKP seharusnya lebih serius lagi untuk Peduli terhadap Jemaatnya dan Keluarga-keluarga yang menjadi Korban HIV AIDS dan Narkoba tersebut. Pemkab Tanah Karo bisa saja memerintahkan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan para Dokter yang ada di Tanah Karo agar lebih memfokuskan masalah HIV AIDS dan Narkoba ini.
Secara Pribadi dan atas nama Kelompok KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA yang dalam hal ini Kami adalah Pendirinya mengajak seluruh Pdt, Pt, Dkn dan Jemaat GBKP untuk memikirkan masalah ini secara serius. Terus terang secara pribadi Kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa, namun belajar dari kekurangan dan kesalahan kita di masa lalu yang selalu mengurus sesuatu dengan “setengah hati” maka itu kami membuat Seruan Aksi Keprihatinan Bersama Masalah HIV AIDS dan Narkoba ini untuk sekedar Mengingatkan kita semua Klasis-klasis dan Runggun-Rungun GBKP bahkan juga Moderamen agar melihat masalah ini sebagai sesuatu yang sangat dan sangat perlu di sikapi. Minimal Moderamen dan Klasis-klasis juga dengan Runggun GBKP bisa saling bekerja sama untuk menangani dan mengantisipasi masalah ini. Mengapa Kami katakan demikian? Sekali lagi karena sudah banyak yang menjadi korban!!
Seharusnya Pemkab Tanah Karo dan Gereja GBKP sudah sejak lama harus memiliki Pusat Konseling dan Panti Rehabilitasi sebagai suatu Wujud Kepedulian dan Keprihatinan terhadap para Korban HIV AIDS dan Narkoba dan keluarga Korban ini. Tapi belum terlambat. Sesuatu yang kita mulai saat inipun sudah mewujudkan itikad kepedulian kita terhadap masalah HIV AIDS dan Narkoba ini. Kita bisa membuka jaringan untuk mengantisipasi bila sudah ada korban HIV AIDS dan Narkoba tersebut misalnya ke Rumah-rumah Sakit maupun ke Panti-panti Rehabilitasi. Kita harus memikirkan dan memprogramkan anggaran Dana untuk masalah ini agar dapat melakukan kegiatan yang terprogram serta berlangsung terus-menerus bukan hanya sekali atau dua kali saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan bila kita mau melakukannya untuk lebih fokus dalam masalah ini. Misalnya : melakukan Dialog Interaktif, Seminar, Penyuluhan, Lokararya, Pelatihan, membuat Stiker, Brosur, Buku Saku, Spanduk, VCD, Kalender, Plang Nama Anti Narkoba dan Peduli HIV AIDS di Tanah Karo, Iklan Layanan Masyarakat, pengobatan dan terapi bagi para Korban HIV AIDS dan Narkoba. Berkampanye ke Sekolah-sekolah, Kampus, Instansi dan sebagainya untuk Mensosialisasikan Bahaya HIV AIDS dan Narkoba tersebut. Yang kita lakukan ini, sangat mulia sekali dan inilah yang dibutuhkan sekarang, mengantisipasi bahaya HIV AIDS dan Narkoba ini. Tugas kita bukan menghancurkan/memberantas peredaran Narkoba (hal tersebut kita serahkan kepada Aparat Kepolisian), akan tetapi minimal kita melawan pergerakan perkembangannya melalui pendidikan yang kita lakukan terhadap Masyarakat dan Gereja GBKP di Tanah Karo maupun di Indonesia. Apabila Masyarakat telah kuat secara otomatis mereka sendirilah yang melawan dan menghadapi para pengedar Narkoba tersebut.
Sebenarnya, Pemkab Tanah Karo dan Gereja GBKP bisa mengajak DPRD TK II Tanah Karo duduk bersama untuk membicarakan Program Mulia ini. Dan apabila di sepakati, maka Program Peduli Korban HIV AIDS dan Korban Narkoba di Tanah Karo bisa dilakukan dengan segera. Program ini bisa dianggarkan di RABD (rancangan anggaran belanja daerah) setiap tahunnya. Kami yakin, apabila hal ini dilakukan maka bukan tidak mungkin di Tanah Karo akan berdiri sebuah Pusat Informasi Anti Narkoba Dan Peduli HIV AIDS. (Penggabungan dua kekuatan Komisi Napza dan HIV AIDS GBKP dan Badan Narkotika Daerah yang di bawah naungan Pemkab Tanah Karo) Hal ini sangat-sangat di perlukan karena merupakan sebuah sarana yang baik untuk mensosialisasikan sejak dini tentang apa itu HIV AIDS, Narkoba dan bahaya-bahayanya. Sehingga rakyat Tanah Karo tahu akibat dari penyalahgunan Narkoba itu, lalu kemudian mereka pasti tidak akan memakai Narkoba lagi. Atau paling tidak tingkat persentasi penggunaan Narkoba di Tanah Karo akan berkurang drastis karena ada Gerakan Anti Narkoba dan Peduli HIV AIDS secara Bersama.
Badan atau lembaga tersebut, bekerja sama dengan dinas Kesehatan, Kejari, Kodim, Polres, Dinas Pendidikan, Para Pendeta, Pastor, Hakim, Jaksa, Guru, Tokoh Masyarakat, Penjara, LSM, PERS, Dokter, Psikolog, Psiater, Panti Rehabilitasi, Para Aktivis, Mantan Pecandu yang telah bertobat dan lembaga Gereja yang ada. Untuk menembus ke Kecamatan-kecamatan dan Desa-desa di seluruh Tanah Karo bisa melalui Sekda Tanah Karo yang langsung membawahi mereka, untuk melakukan sosialisasi masalah Narkoba dan HIV AIDS ini. Bisa juga bekerja sama dengan Gereja-gereja GBKP se Tanah karo.
Dari peta Tanah Karo, kita bisa mempelajari daerah-daerah mana yang rawan peredaran atau paling banyak penduduknya yang menggunakan jenis-jenis Narkoba mulai dari Minuman Keras, Ganja, Pil Ekstasi, Shabu-shabu, Putaw, Heroin, Kokain, Morpin dan lainnya. Memang, kita pasti membutuhkan dana yang besar untuk memberikan penyadaran bagi rakyat Tanah Karo yang berjumlah 350 ribu orang ini. Cukup mahal, akan tetapi makna dari program ini kami pikir sudah sangat di butuhkan sebagai sebuah Badan yang benar-benar konsern untuk mempedulikan Generasi Karo kedepan (dengan bahasa kami, tidak setengah Hati). Bila Badan atau Lembaga ini terwujud maka, seluruh rakyat Tanah Karo bisa datang setiap hari ke Sekretariat “Pusat Anti Narkoba dan Peduli Hiv Aids Tanah Karo” ini untuk saling bertukar Informasi dan berdiskusi tentang masalah Narkoba dan HIV AIDS. Badan atau Lembaga ini akan berkedudukan di Kabanjahe. (Kalau bisa Kantornya nanti didekat Kantor Bupati Tanah Karo Kabanjahe agar gampang terjangkau).
Pemkab Tanah Karo dan Moderamen GBKP tidak perlu Khawatir masalah tenaga ahlinya, kita memiliki banyak sekali anak-anak “Muda Karo” yang sangat peduli masalah Narkoba dan HIV AIDS ini, kami pikir untuk Kabupaten Tanah Karo yang tidak terlalu Luas dan Besar ini hanya membutuhkan 7 orang Staf Ahli. Dari 7 orang Staf Ahli itu kita membutuhkan seorang Pendeta yang Peduli dan ahli di bidangnya, Psikolog, Dokter, Ahli Hukum, ahli Informatika, Aktivis (boleh mantan Pecandu) dan seorang ahli Management. Untuk merekrut mereka perlu banyak hal karena ini menyangkut banyak tentang masalah HIV AIDS dan Narkoba. Para calon tenaga kerja tersebut minimal harus tahu dan paham masalah HIV AIDS dan Narkoba. Memiliki sertifikat Pelatihan, Seminar atau Lokakarya mengenai Masalah HIV AIDS dan Narkoba. Mereka harus betul-betul peduli masalah HIV AIDS dan Narkoba ini.
Bukan hanya sekedar tahu tentang Teori saja tapi memberikan seluruh hidupnya untuk masalah ini. Dan yang tak kalah penting harus bebas Narkoba dan HIV AIDS. Sebelum Tim Ini bekerja untuk Tanah Karo perlu Pelatihan Khusus atau Penelitian Khusus di Yayasan Cinta anak Bangsa Jakarta, Yayasan Kasih Mulia Jakarta, Badan Narkotika Nasional Jakarta, Yayasan Spritia Jakarta, Yayasan Rumah Damai Semarang dan Panti Rehabilitasi Kolam Betesda Medan. Hasil pelatihan atau penelitian itu ditulis dan dilaporkan lalu di presentasikan (berupa Fit and Profet Test) di hadapan Moderamen GBKP, Bupati dan DPRD TK II Tanah Karo. Untuk menguji ketulusan, keseriusan dan panggilan mereka untuk melayani di Tanah Karo ini. Mengapa kami merekomendasikan Yayasan atau Lembaga ini karena memang mereka benar-benar peduli masalah Narkoba dan HIV AIDS ini. Jadi untuk masuk kedalam “Tim Pelayanan” ini harus melalui banyak “Test Pelayanan dan Pengabdian”. Jadi tidak menjadi “Lahan Cari makan” benar-benar Badan atau Lembaga yang peduli. Tidak hanya pelayanan nama tapi benar-benar bergerak kearah yang di fokuskan untuk melawan gerakan peredaran Narkoba dan Peduli HIV AIDS ini. Apakah Badan ini nantinya tidak banyak menghadapi tantangan? Sudah pasti, tapi kita tidak perlu takut menghadapi jaringan “Mafia Peredaraan Narkoba dan Sex Bebas” ini. Mereka juga manusia yang sama dengan kita.
Mungkin mereka melakukan itu karena terpaksa atau sudah terlanjur maka itu tugas kita untuk memberikan penyadaran bagi mereka. Siapa tahu mereka bisa bertobat dan sadar akan kesalahannya selama ini. Sekali lagi Badan atau Lembaga ini adalah Badan Non Profit!! Murni Gerakan Kepedulian.
Akhirnya walaupun Badan atau Lembaga ini bukan lah sebuah jawaban untuk menghancurkan peredaran Narkoba di Tanah Karo akan tetapi minimal Badan ini bisa menjadi salah satu “Benteng Pertahanan” nantinya di Tanah Karo untuk mengantisipasi maraknya peredaran Narkoba dan maraknya Sex Bebas di Tanah Karo yang bisa mengakibatkan terinfeksi HIV Aids. Jadi untuk itulah kami merekomendasikan agar Badan ini di dirikan di Tanah Karo. Dan bila ternyata Di Tanah Karo sudah banyak Korban HIV AIDS dan Narkoba maka Badan ini juga akan mendirikan sebuah Panti Rehabilitasi Bagi para Korban HIV Aids dan Narkoba (suatu saat nanti). Saatnya Tanah Karo melakukan antisipasi terhadap HIV AIDS dan Narkoba sebagai bentuk pelayanan kepedulian bagi rakyatnya. Karena itu merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama, bila kita tidak ingin “Generasi Karo” hancur dan hilang oleh “Bencana Narkoba dan HIV AIDS” yang sangat mematikan.
Sebagai Pemerhati Sosial kami berpikir hal ini harus dilaksanakan secepat mungkin. Bila tidak, maka “Bom Waktu” itu akan meledak. Jangan Sampai terlambat!! Demi Generasi kita. Sebagai Penutup Kami mengutip
Firman Tuhan Dari Injil Matius 25:36b “Ketika Aku Sakit Engkau Melawat Aku”

Seruan ini sekaligus untuk memperingati HARI ANTI NARKOBA SEDUNIA yang jatuh pada Tanggal 26 Juni 2008 dan Hari HIV AIDS Sedunia 1 Desember 2008 ini. Salam Anti Narkoba dan Peduli HIV AIDS!!



Pdt Masada Sinukaban
KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA

TUHAN YESUS MEMBERKATI, AMEN

Tidak ada komentar: