Sabtu, 27 September 2008

Laptop dan Hand Phone terbaru Sebuah Kebutuhan atau Keinginan??

(Apakah saat ini Orang-orang harus Hidup dengan Laptop dan Hand Phone??)


Di UKSW Salatiga Jawa Tengah, sebuah pemandangan biasa bila Mahasiswa/i SI membawa/ menenteng Laptop atau Komputer jinjing. Sebagai pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan, secara Pribadi Penulis sering memperhatikan setiap Mahasiswa/i yang memiliki Laptop tersebut. Melihat hal itu muncul sebuah pertanyaan, apakah memang Laptop sudah sangat di butuhkan oleh para Mahasiswa/i itu? Atau hanya sebagai “Trend” dan Gaya saja. Agar dilihat pantas sebagai seorang Mahasiswa/i SI dengan membawa Laptop kemana-mana. Bukan hanya di Kampus dan Perpustakaan saja, juga di Kantin/Cafe Kampus, Mahasiswa-i tersebut menggunakan Laptop atau Komputer jinjingnya tadi. Ternyata, ada juga diantara para Mahasiswa/i tersebut yang “Memaksa” Orang Tuanya untuk membelikan Laptop dan Handphone terbaru. Laptop dan Handphone tersebut, di pergunakan bukan untuk mendukung Studi/Kuliahnya, hanya untuk menyimpan Lagu-lagu terbaru dan Game Online. Ada juga yang mempergunakannya untuk menyimpan File-file Porno yang di akses dari Internet dan Mengcofy dari teman-temannya yang lain. Wah?? Bagaimana itu ya?

Apakah ini yang di namakan Budaya Populer (Pop Culture) yang sedang terjadi secara Global?? Bahwa Dunia ini di giring oleh para Kaum Kapitalis untuk menjadi Manusia yang Individualistis dan Konsumerisme. Maksudnya, sering kali kita membeli sesuatu Produk Teghnologi yang bukan Kebutuhan kita tapi hanya Keinginan kita saja, dan biar dianggap keren atau beken. Penulis mau bertanya. Apakah memang ketika menjadi seorang Mahasiswa/i sudah harus memiliki Laptop?? Penulis berpikir, kalau hanya untuk mengetik tugas-tugas dari Kampus atau tugas-tugas dari Dosen, tidak harus memaksakan Orang Tua di Kampung untuk membeli Laptop. Kalaupun harus, Komputer biasa saja yang Pentium 3 atau 4 sudah bisa menyimpan banyak data-data dan sudah lebih dari cukup untuk mengerjakah Tugas-tugas dari Kampus atau Dosen-dosen.

Pengalaman banyak Orang, selama mengikuti kuliah sebagai Mahasiswa/i tidak harus memiliki Laptop. Cukup dengan Komputer biasa juga bisa. Apakah ini yang dinamakan Dampak Tegnologi Tinggi yang Mengglobal dengan “Strategi Pasar Global” yang menggiring kita untuk ikut “Budaya Latah” alias Budaya ikut-ikutan saja? Padahal kita belum saatnya untuk menggunakan Produk-produk Tegnologi tersebut?? Penulis di sini sama sekali bukan menolak Tegnologinya, hanya mau mengatakan bahwa tidak semua Tegnologi yang ditawarkan kepada kita harus kita miliki bahkan kita harus memaksakan diri untuk memilikinya hanya untuk mengikuti Perkembangan Zaman. Mungkin pada saatnya yang tepat, kita akan menggunakan Produk Tegnologi tersebut. Katakanlah kita saat ini seorang Pelajar atau Mahasiswa? Untuk apa memiliki Laptop dan Hand Phone yang canggih.Belum tepat Guna bagi kita.Orang Tua juga perlu Bijaksana menyikapi hal ini.Jangan langsung memberikan apa saja yang di minta oleh Anaknya yang sedang Sekolah atau Kuliah. Orang Tua tidak perlu memanjakan Anak dengan barang-barang Tegnologi yang belum menjadi Kebutuhan si Anak. Bukan tidak mungkin dengan barang Tegnologi yang kita berikan itu dia terjerumus ke dalam hal yang salah.

Termasuk memberikan Mobil kepada si Anak yang masih duduk di bangku Sekolah atau Kuliah. Hal ini membuat si Anak memiliki beban Psikologis. Karena dia sudah bertahun-tahun naik mobil Mewah milik Orang Tuanya. Coba bayangkan si Anak itu kelak bekerja di sebuah Instansi di Daerah yang pelosok dengan Gaji 1 juta. Padahal sewaktu dia Kuliah dia dikirimi uang 2-3 juta uang bulanan oleh Orang Tuanya. Secara umum si Anak akan menderita. Ini menjadi perenungan buat kita semua. Ajar dan didiklah Anak-anak kita hidup Sederhana dan mampu Bersyukur dengan apa adanya. (Bandingkan Film Pangeran Katrokpolitan yang di Perankan Jhosua) Agar kelak ketika dia tamat dan bekerja di Daerah yang minus sekalipun dia sudah siap Mental. Penulis pernah mendengar cerita tentang Anak seorang Pejabat di Jakarta, semua Anak-anaknya (Smu dan Mahasiswa) Naik bus umum pergi ke Sekolah/Kuliah. Ketika di tanya kepada Orang Tua si Anak itu. Kenapa tidak di belikan Mobil saja?? si Bapak menjawab. Biarkan saja dia belajar hidup Sederhana, soalnya belum tentu nanti dia sanggup membeli Mobil mewah dengan Keringatnya sendiri. Bukan berarti Saya tidak Sayang kepada mereka. Untuk apa Saya jerumuskan mereka. Saya sanggup membeli Mobil apapun untuknya. Namun hal itu tidak mendidik. Itulah jawaban Orang Tua Anak tersebut.

Sangat menarik mengenal Budaya Populer atau Pop Culture ini, kita di ajarkan untuk melihat semua Produk-produk Tegnologi itu dengan “Kaca Mata” Kebutuhan atau hanya Keinginan.

Mungkin kita perlu lebih“Kritis” terhadap apapun itu termasuk Hand Phone. Sebagai alat Komunikasi HP itu sangatlah baik, akan tetapi kita juga harus sadar bahwa HP itu sebenarnya di buat hanya untuk layanan Informasi dan Komunikasi. Jadi maksud Penulis, marilah kita memanfaatkan Tegnologi apapun itu dengan Kritis bukan hanya asal terima saja. Penulis memberi contoh begini, seandainya Penulis di suruh membeli dan memilih secara sadar untuk memiliki HP yang Mahal atau yang Sederhana. Maka Penulis pasti akan membeli HP yang sederhana. Katakanlah HP yang berharga 1 juta. (bagi penulis Fungsi utama HP hanya untuk meng SMS atau menelpon Keluarga, Dosen, Pdt, Pt, Dkn, Jemaat, Tetangga dan Teman-teman saja) Dari pada harus membeli HP yang harganya 5-10 juta??

Kecuali, HP yang mahal itu dengan berbagai Fitur-fiturnya sudah menjadi Kebutuhan, Penulis pikir tidak Masalah. Termasuk untuk memiliki HP lebih dari 1 buah (saat ini ada banyak Mahasiswa/i yang memiliki HP lebih dari 1 mungkin juga 2-3 buah). Dalam hal memiliki Laptop juga sama, apakah hal itu sudah menjadi Kebutuhan kita atau hanya Keinginan kita saja. Jujur saja, sebagai seorang Pendeta memiliki Laptop itu bukanlah sebuah Kebutuhan, masih sebagai Keinginan. Kalau Komputer ya, itu sudah menjadi Kebutuhan untuk saat ini. Lain hal bila seorang Pendeta itu memang penulis di berbagai Media, Internet, Web Site, Penulis Buku, dia seorang Dosen (file-file Bahan Kuliah), menulis di Majalah maupun Jurnal atau juga sering di undang sebagai Konseptor dan Nara Sumber (Pembicara). Nah kalau hanya sebagai Pendeta Jemaat? Yang hanya memikirkan Pelayanan, Warta jemaat, Laporan Sidang Runggun, Sidang Ngawan maupun bahan Sermon Kotbah. Mungkin Komputer atau mesin Tik juga sudah bisa. Jangan Latah atau ikut-ikutan Budaya Pop. Bahasa kami selalu “Tepuk dada tanya Selera” atau “Maksud hati ingin memeluk Gunung apa daya tangan tak sampai”. Apapun itu, harus di seleksi/kritisi apakah Barang atau Produk itu sudah menjadi Kebutuhan atau masih Keinginan kita saja. Jangan paksa Jemaat untuk hal-hal yang belum terlalu Penting. Itu juga sama dengan KORUPSI!!

Informasi ini hanyalah Opini, bukan dalam rangka menyinggung siapa-siapa, Penulis mau menyampaikan, melihat perkembangan situasi dan keadaan saat ini dimana Manusia di giring kearah Individualisme, Hedonisme, Konsumerisme dan Materialisme. Kita tahu, sudah tidak hal aneh lagi bahwa banyak Mahasiswa/i saat ini yang kerjanya hanya maen “Game Online” saja setiap hari sampai lupa Kuliah ataupun Belajar. Kita harus sadar bahwa hampir semua Produk-produk Tegnologi menggiring kita ke arah Individualisme. Coba lihat Laptop dan HP Kita, bila sedang aktif kita bisa asyik sendiri berjam-jam tanpa Peduli Masyarakat atau Orang yang berada di sekeliling kita!

Banyak juga Mahasiswa/i sekarang yang kerjanya hanya menonton Film atau Situs Porno di Laptop dan HPnya, hal ini harus kita pikirkan bagaimana mengantisipasinya. Maksudnya jangan kita terlalu bangga ketika Anak-anak kita di perlengkapi dengan yang namanya Laptop dan HP yang canggih padahal menurut ukuran usianya mereka belum layak untuk memilikinya. Mengapa Penulis katakan demikian?? Banyak juga kasus Mahasiswa/i SI Nonton Film Porno dan menyimpan File Porno. Ada dugaan di beberapa Kampus dan Gereja, ada Oknum Mahasiswa Program S 2 dan Oknum-oknum Hamba Tuhan melakukan hal yang sama. Ini menjadi Perenungan?? Mungkin maksud kita baik untuk menyediakan Fasilitas, akan tetapi bila tidak di bekali dan tidak dipersiapkan dalam menggunakannya maka hal Negatif bisa terjadi. Seperti Mahasiswa S2 atau Oknum-oknum tadi. Tadinya Laptop itu di sediakan hanya untuk mendukung Pelayanannya misalnya mengetik Bahan Sermon, bahan Kotbah dan Warta Jemaat.

Ternyata, karena tidak di persiapkan, disalahgunakan untuk menonton Game atau film Porno sehingga melupakan tugas-tugasnya. Semoga tidak ya!! Penulis menyarankan agar kita hidup semakin Bijaksana, pakailah Tegnologi karena memang sudah menjadi Kebutuhan!! Apapun itu, jangan karena keinginan dan Latah atau Ikut-ikutan!! Atau juga Karena terimbas Budaya Populer (Pop Culture).


Firman Tuhan

Amsal 1:7 Berkata “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tapi Orang bodoh menghina didikan”


Penulis Pdt Masada Sinukaban

Pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan UKSW Salatiga

KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA


Di Posting Oleh :

www.nuelginting.blogspot.com

Pelayan-pelayan di Gereja GBKP ada apa Denganmu??

(Opini atas keadaan Pelayanan para Hamba Tuhan saat ini yang kian merosot, baik secara Moral maupun secara Spiritualitas)


Suatu Sore di depan Gerbang Kampus UKSW Salatiga, Penulis berdiskusi dengan seorang Anggota jemaat Gereja Suku yang berkantor pusat di Sumatera Utara tentang masalah-masalah Gereja dan Seputar masalah Pendeta atau Hamba Tuhan. Anggota jemaat tersebut Studi di UKSW mengambil Program Pasca Sarjana, dia seorang Guru di salah satu Smu Negeri Balige, dia sedang bergumul dengan keberadaan Gerejanya yang kian Mundur dan Merosot saja. Penulis mencoba bertanya kepadanya Mundur dan Merosot dalam hal apa?? Dia menjawab, mengenai Moral Pendeta-pendeta Kami katanya, dia bercerita panjang lebar mengenai keadaan dan situasi Gereja nya dan Moral Para Pendeta-pendetanya. Katanya, ada Oknum Pendeta yang terlibat Korupsi, ada yang Homo Sex (melakukan Sex sejenis dengan sesama Pendeta), ada yang suka Meminum minuman Keras, ada yang terinfeksi HIV AIDS, ada yang suka main Judi, ada yang hanya mau melayani di Kota-kota besar saja (Lahan Basah), tidak mau lagi melayani di desa-desa katanya.

Dia kelihatannya sangat bergumul sekali, sambil berkata kepada penulis mau di bawa kemana nanti Gereja Saya ini, kalau Moral Pemimpinnya sudah banyak yang tidak benar katanya. Lalu penulis berkata kepadanya, bahwa hampir semua masalah di Gereja-gereja itu sama. Masalah ada Oknum Pendeta atau Pikaris yang suka Main Judi, Suka Mabuk, Korupsi, Narkoba, Selingkuh, Mengoleksi Situs Porno dari Internet, Nonton Film Porno di Laptop, mencari Lahan Basah (Penempatan), Gila Jabatan, Gila Hormat mungkin juga ada yang Homo Sex.

Mengenai Masalah-masalah di Gereja teman kita tadi, mungkin juga sudah terjadi di Gereja kita GBKP. Nah, kalau Gereja GBKP mau trasparan, sebenarnya masalah-masalah yang seperti itu bisa saja sudah ada di GBKP. (perlu Juga Moderamen Memprakarsai Test Narkoba/HIV AIDS gratis bagi para Pelayan-pelayannya). Sudah saatnya GBKP jujur dan trasparan menyikapi masalah ini. Janganlah Moderamen atau Klasis menutupi Kasus-kasus yang memalukan ini, kita harus jujur kepada jemaat maupun kepada Tuhan. Bahwa ada Pelayan-pelayan GBKP yang bermasalah!! Masalahnya mau atau tidak kita trasparan?? Demi menyembuhkan atau membimbing Orang-orang yang seperti itu agar dia kembali “Kejalan yang Benar” bila sudah ada Oknum-oknum Pelayan yang Jatuh kedalam Dosa!! Kalau Saya katakan, jujur saja kepada jemaat, tidak usah di tutup-tutupi, Pendeta/PKPW juga manusia kok. Biarkan mengalir apa adanya, nanti jemaat yang menilai Pelayan-pelayan tersebut. Bahasa kami menyebutnya “Seleksi Alam”. Penulis sebagai Pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan melihat situasi saat ini memang sudah sangat menghawatirkan. Kalau kita membaca Majalah-majalah Rohani seperti Bahana dan Gaharu, sudah tidak menjadi barang aneh bila ada Oknum Pendeta/Hamba Tuhan yang Selingkuh, Mabuk, Homo Sex, Korupsi, bahkan Kumpul Kebo. Ada juga kita dengar dan baca, Oknum Pendeta yang berskala Nasional dan International yang Berselingkuh dan Homo Sex. Penulis tidak mengatakan apakah ini tanda-tanda Akhir Zaman?? Baca Matius 24 :1-51 dan I Timotius 1 :3-11 Mungkin juga, mari kita Berhikmat dan Bijaksana menyikapinya. Mari kita saling Koreksi dan Saling mengingatkan!!

Seperti Saat ini di beberapa Gereja GBKP, ada banyak Pt, Dkn dan Jemaat yang mengeluh karena ada Oknum-oknum Pelayan atau Hamba Tuhannya yang Malas melayani !! Anda bisa bayangkan, Oknum Pelayan yang malas melayani Perpulungennya padahal dia sudah lama di situ di tempatkan oleh Moderamen. Kita patut bertanya, bagaimana Spritualitas Sang Pelayan tersebut?? Kalau jemaatnya saja pun dia tidak peduli, apalagi Orang-orang yang berada di sekelilingnya yang bukan jemaatnya?? Mungkin Oknum Pelayan itu kerjanya hanya menonton Tv atau Main Game saja di Rumahnya?? Atau mungkin juga nonton “Film-film lain”. Seharusnya, sebagai Pelayan dia harus “Rajin” melayani Kebaktian Minggu dan Kegiatan Gerejawi lainnya seperti PJJ ke Daerah-daerah Perpulungennya dan daerah Pelayanannya. Jangan memilih-milih tempat untuk Melayani!! Pelayan harus siap melayani Kapan dan Dimana saja, karena itu sudah pilihan Kita !! Kalau tidak siap-melayani di Desa-desa, jadi Dosen atau Pengusaha saja!!

Yang anehnya, ada “Penyakit Pelayanan” saat ini!! Kalau jemaat yang Kaya, Oknum Pelayan rajin melayani kesana, tapi sebaliknya kalau Jemaat itu Miskin dan jaraknya jauh maka mungkin sekali 3 bulan pun belum tentu di layani, he, he, he. Ini akan berbahaya bagi kemajuan Gereja kita di masa akan datang!! Tidak perlu rayo-ayo. Sebagai Pelayan, harusnya melihat Jemaat itu Sama, biarpun dia seorang Pengusaha, Menteri, Jenderal, atau Presiden. Kita harus memperlakukan sama dengan Jemaat kita yang status Sosialnya mungkin rendah seperti Gelandangan, Pengemis atau Buruh!! Jangan kita bedakan!!

Moderamen dan Klasis-klasis harus menegur dengan Keras kalau ada Pelayan-pelayan seperti Itu!! Bila ada Keluhan dari Pt, Dkn dan Jemaat mengenai Pelayan di Runggunnya atau Majelisnya, Moderamen dan Klasis harus segera menyikapinya. Hal itu bisa menjadi Duri dalam daging atau Preseden Buruk bagi Citra Pelayan-Pelayan lain yang masih baik dan bagus. Bila penting andai dia tidak merubah sikap Pelayanannya, Moderamen atau Klasis harus Menggembalakan dan menarik oknum Pelayan tersebut!! Dari pada memalukan Korps Pelayan GBKP atau PKPW. Andai Penulis saat ini yang menjadi Moderamen GBKP, Pastilah Para Pelayan yang Malas-malas itu Di Panggil dan Di tegur!! Kita Perlu Tegas dalam Memimpin!! Agar Wibawa Gereja bisa di tegakkan, jangan seperti Pemimpin yang Peragu. GBKP tidak membutuhkan tenaga Pelayan yang malas dan Setengah Hati!! Tuhan Yesus juga tidak suka model Orang yang Suam-suam Kuku (tidak Dingin atau Panas) Wahyu 3 15-17!!. Tulisan ini sebagai Teguran dan Perenungan buat para Pelayan agar melayani dengan tulus. Kalau tidak mampu dan tidak mau silahkan angkat kaki dan silahkan Gantung Jubah daripada hanya jadi “Batu Sandungan” bagi Para Pelayan yang lainnya yang masih Tulus dan Sungguh dalam Melayani. Kiranya ada Perubahan (Cange) bagi Pelayan-pelayan yang Malas tersebut Semoga??

Belajar lah dari Sang Gembala Agung kita Tuhan Yesus Kristus, Dia taat sampai mati demi Karya Keselamatan yang di bawaNYA. Belajar juga dari para muridNYA, Yohanes, Petrus dan Paulus. Mereka adalah orang-orang yang tulus dalam melayani. Demi memberitakan Injil. Juga belajarlah dari para Bapa-bapa Gereja kita yang dulu, Stepanus, Blandina, Policarpus. Mereka siap jadi Martir demi Memberitakan Injil. Belajar dari Pelayanan Pdt David Living Stone ke pedalaman Afrika. Apa yang kita lakukan sekarang ini jauh lebih enak, bila dibandingkan dengan Orang-orang yang telah mendahului kita untuk memberitakan Injil. Coba bandingkan pelayanan kita dengan Pdt Nomensen, Pdt Neumann dan Pdt Hc Kruyt (Mereka melayani tanpa Pamrih. Tulus, sungguh dan tidak mengharapkan apa-apa, hanya mencari Jiwa-jiwa saja untuk di selamatkan). Kita ini tidak ada apa-apanya!! Saat ini, kita sudah di Gaji, sudah punya Rumah, Sudah punya Mobil atau Honda dinas, kemanapun kita melayani ada yang memberi makan dan ada yang memberikan Ongkos (Amplop atau Salam-salam, he, he, he, he). Nah, apa lagi?? Kenapa kita malas dan melayani dengan setengah Hati?? Bertobatlah Anda sebelum Anda Mati dan Mempertanggung Jawabkan semua Pelayanan Anda nantinya di hadapan Tuhan Yesus!!


Seperti biasa Saya akan menutup dengan Firman Tuhan :

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan Mati adalah Keuntungan.

Filipi 1 ayat 21


Penulis Pdt Masada Sinukaban

Pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan UKSW SALATIGA

KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA


Di Posting Oleh :

www.nuelginting.blogspot.com

Minggu, 07 September 2008

8 tiPE MaNUSIA

1. Bagi MANUSIA UANG,waktu adalah uang, sakit dan istirahat adalah siksaan.
2. Bagi MANUSIA KUASA,bawahan adalah tongkat kewibawaannya, disembah adalah mahkota kebanggaannya, tak dihargai adalah nerakanya.
3. Bagi MANUSIA KERJA,duduk dan waktu luang adalah sengatan-sengatan lebah dan ketonggeng, doa adalah lelucon yg tidak lucu, dan pemborosan energi!
4. Bagi MANUSIA SENI,keindahan yg ia lihat adalah pintu surga,keindahan yg ia ciptakan adalah Firdaus,cinta murni adalah hidup kekal.
5. Bagi MANUSIA PIKIR,otak adalah modal,ilmu adalah keuntungannya,bercinta adalah dagelan sekedar;memandang rendah tiap orang di bawahnya adalah hal biasa dan normal baginya.
6. Bagi MANUSIA KARAKTER,kemerdekaan adalah tempat tinggalnya, keadilan adalah santapannya, kebijaksanaan dan kesucian adalah pakaian dan perhiasannya.
7. Bagi MANUSIA MISTIK,pertumbuhan pohon dan pemekaran bunga adalah juga perkembangannya yang segar; langit adalah rentangannya; luas bumi dan lautannya adalah jiwanya dan misterinya; tiap orang adalah dia; dosa dunia adalah dosanya juga.
8. Bagi MANUSIA KASIH,mengasihi adalah pernafasannya, orang kecil dan tersisih adalah kesayangannya, memberi dan melayani adalah surganya.


Termasuk yang manakah ANDA ??

Yang Harus diIngat & Dilaksanakan dalam kehidupan Sehari-hari

1. Senantiasalah Berdoa pada Tuhan
2. Jika Orang membuat kamu susah,Anggaplah itu adalah tumpukan Berkat.
3. Mulai hari ini,Belajarlah setiap hari menyenangkan hati orang lain.
4. Lari & Berlarilah yang cepat untuk mengejar hari esok.
5. Setiap hari,kamu harus merasa puas dengan apa yang kamu miliki saat ini.
6. Setiap kali kalau ada orang memberi satu,kamu harus mengembalikannya 10 kali lipat.
7. Nilailah kebaikan orang lain terhadap kamu, tapi hapuskanlah semua jasa yang pernah kamu berikan kepada orang lain.
8. Dalam keadaan Benar kamu difitnah,dipersalahkan&dihukum,maka kamu akan mendapatkan Pahala.
9. Dalam keadaan salah kamu dipuji&dibenarkan, itu merupakan Hukuman.
10. Orang benar kita bela,tapi yang salah kita beri nasehat.
11. Jika perbuatan kamu benar,kamu difitnah&dipersalahkan,tapi kamu menerimanya,maka akan datang Rejeki kepadamu yang berlimpah 2x.
12. Jangan selalu melihat/mengecam kesalahan orang lain,tetapi selalu melihat diri sendiri, itulah Kebenaran.
13. Orang baik diajak bergaul,tapi orang jahat dikasihani.
14. Kalau hati kamu senyum,hati kamu senang,pasti kamu akan Tuhan terima.
15. Dua orang saling mengakui kesalahan masing-masing,maka orang itu akan bersahabat sepanjang masa.
16. Saling salah menyalahkan,maka akan mengakibatkan putus hubungan.
17. Kalau kamu rela&tulus menolong orang yang dalam keadaan susah,maka jangan sampai diketahui bahwa kamu penolongnya.
18. Jangan membicarakan sedikitpun kejelekan orang dibelakangnya, sebab kamu akan dinilai jelek oleh si pendengar.
19. Kalau kamu mengetahui orang itu berbuat salah,maka tegurlah langsung dengan kata-kata yang lemah lembut hinga orang itu menjadi insyaf.

Jawaban Doa

Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil,
kita telah susah payah memanjatkan doa,
meminta dan berusaha, pagi-siang-malam,
tapi tak ada hasilnya.
Kita mengharapkan diberi pekerjaan,
puluhan-- bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan,
tak ada jawaban sama sekali
orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan, mengharapkan jabatan,
tapi justru orang lain yang mendapatkannya --tanpa susah payah. Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai,
berakhir dengan penolakan dan kegagalan—
orang lain dengan mudah berganti pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan,
namun kebutuhan terus meningkat.
Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek,
Lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus
dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil).
Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Tuhan)
dan merengek agar dibelikan es.
Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita.
Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es.
Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.> Begitu pula dengan Tuhan,
segala yang kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita.
Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya.
Karena Tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.
Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".dan terus berdoa.


"There's a time and place for everything, for everyone. God works in a mysterious way."

Doa Bapa Kami

Jangan mengatakan BAPA kalau sehari-hari tidak berlaku sebagai anak.
Jangan mengatakan KAMI kalau engkau hidup tersendiri dalam egoismemu
Jangan mengatakan YANG DI SURGA kalau hanya memikirkan hal-hal duniawi
Jangan mengatakan DIMULIAKANLAH NAMAMU kalau tidak menghormati-Nya
Jangan mengatakan TERJADILAH KEHENDAKMU kalau tidak mau menerima bila ternyata adalah berat dan pahit
Jangan mengatakan BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI kalau tidak prihatin pada mereka yang lapar, orang buta huruf dan tanpa harapan untuk besok
Jangan mengatakan AMPUNILAH KESALAHAN KAMI kalau masih menyimpan kebencian terhadap saudaramu
Jangan mengatakan JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN kalau masih bermaksud berbuat dosa
Jangan mengatakan LEPASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT kalau tidak berani mengambil posisi melawan kejahatan
Jangan mengatakan AMIN kalau tidak menganggap serius setiap kata doamu