Senin, 30 Juni 2008

Aksi Damai Peringati HANI
Kamis, 26 Juni 2008 - 10:55:32 AM


Sejumlah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) y
ang menamakan diri kelompok Kesaktian Peduli Generasi Indonesia
(KPGI), dipimpin oleh Masada Sinukaban menggelar aksi damai
"Seruan Aksi Keprihatinan Bersama Masalah Narkoba di Indonesia",
dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI)
yang jatuh hari ini (26/05), di depan kampus UKSW kemarin
(25/06). "Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan kami atas
peredaran narkoba yang terjadi di Salatiga dan Jawa Tengah," ujar
Masada. Menurut laporan yang dia terima, peredaran narkoba
sejenis ganja dan putaw sudah

mulai marak beredar kembali di Salatiga.
KPGI menyerukan kepada pemerintah pusat maupun daerah supaya dapat berdampingan dengan segenap elemen di masyarakat, termasuk perguruan tinggi agar bersikap lebih serius untuk menangani masalah narkoba.
Aksi damai yang dimulai pukul 08.30, diisi dengan pembagian selebaran tentang bahaya narkoba kepada masyarakat umum yang lewat di depan pintu gerbang UKSW, disertai juga dengan tanda-tangan di spanduk yang telah dipersiapkan. Sejumlah mahasiswa UKSW dan masyarakat umum terlihat ikut serta membubuhkan tanda-tangan mereka. (sf_BPHL).

Selasa, 24 Juni 2008

Melihat Ke Dalam

(permenungan Terhadap Fenomena kecenderungan Perilaku Moral

dalam Masyarakat saat ini)

“Jagalah Hatimu dengan segala kewaspadaan,

Karena dari situlah terpancar kehidupan”.

-Amsal 4:23-

Gambaran Umum

Kecenderungan dan fenomena yang sering terjadi saat ini telah membuktikan betapa kompleksnya permasalah sosial yang masih melilit hidup masyarakat kita. Semua permasalahan di masyarakat muncul ibarat semburan lumpur panas yang terjadi di Sidoarjo, lumpur yang terus menyembur dan meluluhlantahkan apa yang ada di sekitarnya. Sehingga terjadi kelumpuhan total di semua bidang. Hancurnya tempat tinggal (pemukiman penduduk), hilangnya mata pencaharian, terhambatnya proses pendidikan, bahkah yang paling pelik adalah masyarakat semakin menderita dalam memenuhi kebutuhan hidup; sulitnya mendapatkan makanan, sehingga masyarakat banyak yang menderita kelaparan, gizi yang buruk, hingga akhirnya tidak berdaya dan pasrah dalam menghadapi sakratul maut.

Fenomena ini tentunya tidak hanya terjadi di salah satu daerah saja, melainkan merata di seluruh tanah air. Media televisi sudah sangat jelas sekali meliput semua kasus-kasus yang terjadi di masyarakat, bahkan media surat kabar juga telah memuatnya sebagai hot isues yang terjadi; baik secara lokal maupun nasional. Hal yang menghebohkan sedang terjadi adalah, seperti yang sekarang sedang terjadi pada bangsa kita. Di mana fenomena yang muncul adalah seputar menjadi mahalnya (harga-harga meroket) kebutuhan pokok, bahkan yang lebih parah lagi adalah masyarakat sangat kesulitan untuk mendapatkannya. Sehingga cerita yang sering kita dengar dari ibu-ibu rumah tangga mengenai kesulitan dan menghilangnya si minah (alias minyak tanah) dan bahan sembako lainnya dari dapur masyarakat kita sudah menjadi hal biasa. Semua orang sekarang merasa sangat ketakutan akan kelangkaan bahan pokok tersebut. Akhirnya perilaku dan sikap egois pun muncul dalam diri sekelompok masyarakat untuk berlomba-lomba menimbun semua bahan tersebut agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Apakah fenomena ini hanya terjadi di Indonesia atau memang ini adalah gejala yang terjadi di seluruh dunia? Catatan Kompas menunjukkan bahwa fenomena ini juga dinyatakan benar oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Bahwa tingginya harga bahan sembako di Indonesia adalah disebabkan oleh naiknya secara drastis harga pangan dunia sejak tahun 2007, dan hal ini terjadi secara merata hampir di seluruh belahan bumi: mulai dari Amerika Utara, Benua Afrika, Asia Tengah dan Tenggara, hingga ke benua Australia. Bahkan menurut FAO kondisi ini telah memicu serangkaian kekacauan sosial dan politik, di negara-negara miskin, terutama di Benua Afrika (Kompas, Rabu, 2April 2008).

Semua ketimpangan ini akhirnya, terakumulasi dalam merebaknya kasus sosial yang terjadi pada masyarakat kita di semua daerah-daerah. Kejadian yang sungguh sangat memprihatinkan dan menyedihkan sekali. Di satu sisi negara kita sebagai penghasil beras (bahkan salah satu lumbung beras di Asia), di sisi lain msyarakat kita juga mengalami penderitaan dan kelaparan. Panen raya terus terjadi tetapi harga beras tetap tinggi, sehingga menyulitkan masyarakat miskin untuk dapat membeli beras.

Ironisnya, Pemerintah yang seharusnya dalam hal ini menjadi pamong praja (pembantu masyarakat) dalam mencari solusi atas semua masalah juga tidak dapat memperlihatkan tanggungjawabnya sebagai pembantu masyarakat. Akan tetapi, justru mereka yang menjadi biang masalah, sebab yang terjadi adalah munculnya sikap-sikap yang tidak mau peduli dan sikap itu berubah menjadi pangreh praja (penguasa masyarakat) layaknya seperti penindas-penindas hak-hak orang miskin. Hal tersebut dapat kita lihat dalam perilaku para pemimpin masyarakat kita yang telah menyelewengkan dan mengambil apa yang seharusnya menjadi hak-hak orang miskin (yang tidak mampu). Mulai dari bantuan dana BOS untuk pendidikan yang tidak jelas, dana subsidi Raskin (beras untuk orang miskin) yang tertangkap basah dikorupsi oleh oknum Pejabat Pemerintah Daerah Banten - Tangerang. Kemudian asuransi jaminan kesehatan untuk orang miskin pun juga diselewengkan dan tidak pernah didapatkan mereka.

Mengapa perilaku yang terjadi ini semakin menyeret masyarakat kita kepada kehidupan yang individualis-sadis? Ada apa dibalik fenomena prilaku masyarakat kita?

Amsal: Jauh melihat Ke Dalam

Dari semua kondisi dan permasalah yang telah kita lihat tentu perlu suatu upaya yang dilakukan dalam perbaikan ke arah yang lebih baik (defiensi positif). Kita sebagai umat yang percaya (gereja) tentunya harus lebih pro aktif untuk dapat peka dan tanggap dalam memahami fenomena ataupun kondisi apa yang sedang dan akan terjadi. Khidmat-Nya telah mengajarkan kita bahwa kita haruslah senantiasa berpegang dan bersandar pada kuasa-Nya (Amsal 3), agar kita semua tetap kokoh berjalan dan tidak tersandung dan akhirnya terjatuh dalam godaan dunia ini. Seperti yang diungkapkan oleh pengarang dalam Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, Karena dari situlah terpancar kehidupan”. Apa sebenarnya maksud dan tujuan pengarang menyampaikan hal tersebut? Inilah yang akan kita hayati sebagai permenungan dalam melihat kondisi yang terjadi pada bangsa kita yang sedang sakit ini.

Hal apa yang bisa kita lihat dalam kitab Amsal ini? Tentunya, kita telah mengetahui bahwa kitab Amsal adalah kitab yang banyak sekali memuat; menceritakan dan mengajarkan tentang khidmat. Semua khidmat yang disampaikan telah tertuang dalam bentuk-bentuk praktis yang dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Israel sehari-hari. Dalam sejarahnya dapat juga kita ketahui bahwa pada dasarnya, khidmat adalah suatu kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikendaki. Biasanya tempat kedudukannya ialah hati, sebagai pusat keputusan moral dan intelektual (bnd. 1Raj. 3:9, 12).

Secara umum, maksud dan tujuan pengarang menuliskan kitab Amsal adalah untuk memperlihatkan secara tajam dan kontras antara akibat mencari dan menemukan khidmat dengan akibat mengejar kehidupan yang bodoh.[1]

Oleh karena itulah mengapa Raja-raja dan pemimpin Israel secara khusus sangat membutuhkan khidmat. Sebab, pada mereka lah bergantung keputusan-keputusan yang tepat dalam semua masalah sosial politik. Yosua (Ul. 34:9), Daud (2Sam. 14:20), Salomo (1Raj. 3:9, 12; 4:29) dikaruniai kebijaksanaan untuk memampukan mereka menunaikan tugas-tugas resmi pengabdian mereka. Raja mesianik dalam Yesaya (11:2) akan dilengkapi roh khidmat untuk menghakimi dengan adil. ‘Penasihat ajaib’ (9:5) menandaskan bahwa nasihatnya akan mendampakkan hasil yang menakjubkan.[2]

Dengan demikian, khidmat Alkitabiah adalah sekaligus bersifat agamawi dan praktis, dan berasal dari ‘takut akan Tuhan’ (Ayub 28:28 Mzm. 111:10; Ams. 1:7; 9:10). Khidmat berkembang menyentuh segenap hidup, seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara luas dalam Amsal. Khidmat memperoleh pengertian yang dikumpulkan dari pengetahuan tentang jalan-jalan Allah dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.

Hati: Pancaran kasih kehidupan

Jika kita teliti dengan seksama dalam Amsal tersebut, mengapa pengarang sangat menekankan untuk menjaga ‘hati’? Ada apa, dan mengapa hati yang harus dijaga dalam segala kewaspadaan? Tentunya, dalam sejarah khidmat Ibrani dapat kita lihat bahwa jika orang berpikir tentang hati, berarti adalah berbicara tentang keseluruhan manusia dengan segala sifatnya, jasmani, intelek dan juga jiwanya sebagai satu-kesatuan; mereka tidak menganalisisnya dalam komponen terpisah. Bahkan dalam artian ini, hati nurani juga mengandung makna yang lebih dalam dari pada hanya ‘kesadaran’, bahkan hati nurani juga dianggap mencakup sebagai alat penghakiman (dalam Alkitab penghakiman moral) atas suatu perbuatan yang dilakukan dengan sadar.

Dari pemahaman ini tentunya kita dapat mengerti apa maksud pengarang Amsal tersebut, mengapa hati sebagai sumber dari segala keinginan itu harus tetap dijaga dalam segala kewapadaan (Amsal 4:23)? Benar, tujuannya, adalah supaya hati yang menjadi sumber dalam kehidupan manusia itu tidak menjadi menyimpang dan dapat membuat manusia tersandung. Sehingga, dengan tegas Amsal ini juga mengingatkan supaya setiap guru ataupun orang tua haruslah mengajarkan khidmat (didikan) kepada murid atau anaknya untuk bertujuan mengantarkan hati murid-murid atau anak tersebut pada jalan kebenaran (ayat 20-21).

Dengan demikian, dari kebenaran hati yang teguh dalam khidmat yang penuh kewaspdaan akan dapat memancarkan kehidupan. Sehingga, hal ini juga yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam khotbahnya di bukit: “Berbahagialah mereka yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat. 5:8). Artinya, syarat mutlak yang harus dilakukan dan dimiliki oleh manusia hanyalah menjaga hati supaya tetap suci! Oleh karena itu, Tuhan mengetahui dan mengenal hati setiap orang, dan tidak bisa ditipu oleh penampilan luar (1Sam. 16:7). Justru, sikap dan tindakan benar yang harus kita lakukan dalam memohon kepada Allah adalah untuk meminta Allah menyelidiki dan mengenal hati kita (Maz. 139:23), serta menjadikannya bersih. Oleh karena itu, hati yang baru haruslah menjadi tujuan dari setiap orang durhaka (Yeh. 18:31), sehingga hukum Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang berada di luar, melainkan ditulis di dalam hati (Yer. 31:33)

Demikianlah orang yang menjaga sehingga suci hatinya. Dengan demikian, orang yang suci hatinya akan dapat melihat Allah. Karena, dengan iman Kristus yang tinggal di dalam hati, maka orang Kristen pun akan dapat memahami kasih Allah.

Refleksi dalam kondisi kegelapan hati di masyarakat

Hati yang suci; bersih dan terjaga dalam segala kewaspadaan akan memancarkan kehidupan. Hal itu akan sangat jelas terlihat dalam semua pikiran, perilaku/tindakan dan sikap hidup sehari-hari. Sehingga, penyebab dari gambaran umum dan fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kita saat ini dapat dengan mudah kita mengerti, adalah sebagai akibat dari perilaku yang buruk. Perilaku yang buruk tersebut adalah cerminan dari hati yang tidak terjaga dalam segala kewaspadaan. Hati yang menyimpang dan terjatuh sehingga masuk ke dalam kubangan permasalahan hidup yang akhirnya menenggelamkan manusia dalam lumpur kebodohan hidup; defiensi negatif, menuju pada tindakan kejahatan dan kehancuran moral.

Dengan demikian, kita tidak perlu heran tentang apa yang menyebabkan terjadinya korupsi besar-besaran di negara kita. Korupsi yang sangat memalukan yang terjadi di semua lini, terkhusus pada semua aparatur negara kita sendiri. Terbongkarnya sebagian dari sindikat mafia di dunia peradilan dan Komisi Yudisial kita yang tertangkap karena menerima suap adalah bukti matinya suara hati dan hancurnya moralitas masyarakat kita. Belum lagi perilaku dari beberapa oknum Pejabat Pemda Banten yang juga kedapatan menyelewengkan dana subsidi beras bagi orang miskin. Kemudian, dana BOS yang juga tida jelas kemana penggunaannya. Semakin jelaslah, semua perilaku masyarakat kita ini sungguh sangat memperihatinkan sekali.

Tekanan untuk bertahan hidup dalam memenuhi semua kebutuhan akhirnya membuat manusia buta mata dan buta hati. Apa pun akan dilakukan demi mendapatkan apa yang diinginkan oleh hatinya. Akhirnya kebutaan mata hati itu lah yang akhirnya menyebabkan manusia tidak lagi ada bedanya, bahkan lebih parah dibandingkan dengan binatang. Sebab, hidup manusia sekarang ini sudah tidak ada harganya lagi.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk keluar dari kondisi kegelapan ini? Setidaknya, ada sikap atau tindakan konkret yang bisa dilakukan oleh gereja sebagai garam dan terang-Nya untuk dunia yang sedang hambar dan gelap ini? Jawabnya hanyalah, “kita (gereja) harus kembali menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan”. Supaya kita tidak lagi menambah, atau memperparah kelamnya dunia masyarakat kita saat ini. Sebab, dengan upaya dan sikap menjaga hati, akan terlihat defiensi positif yang terjadi dalam sosial masyarakat kita. Dalam artian, sikap proaktif yang konstruksif yang harus dilakukan oleh gereja adalah dengan melakukan penyadaran panggilan kepada seluruh umat percaya. Sehingga, dengan adanya kesadaran panggilan umat dalam segala bidang di masyarakat, maka kesadaran itu akan menghasilkan pemahaman profesional yang kita jalani masing-masing, apakah sebagai tenaga medis, pendidik, ekonom, lawyer, pengusaha, dll. Pemahaman profesional dalam kesadaran iman tersebut juga akan melahirkan tindakan atau perbuatan kita yang benar dan positif serta bertanggung jawab. Dengan demikian, dampak yang terjadi tersebut juga akan berubah pada defiensi yang positif, yang dapat kita rasakan pada dua sisi.

Pertama, perubahan ke dalam. Dalam artian, perubahan ini akan dapat menjadi trigger (pemicu) untuk semakin memampukan kita dalam segala kewaspadaan menghadapi setiap permasalahn di masyarakat. Sehingga, permenungan sikap menjaga hati yang bersumber dari hikmat-Nya dengan pemahaman takut akan Tuhan akan menjadi vaksin yang menguatkan kita dalam menghadapi pesakitan yang terjadi di masyarakat ini.

Kedua, perubahan ke luar. Dalam artian ini adalah, bahwa dengan sikap sikap defiensi positif yang kita lakukan secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap dunia sekitar kita. Baik di tempat kerja, di lingkungan masyarakat, maupun di daerah-daerah yang menjadi konsentrasi perhatian kita; apakah keluarga miskin, kelompok masyarakat yang membutuhkan sentuhan pelayanan kasih, dll.

Dengan demikian, sikap yang kita bangun dalam menjaga hati dengan segala kewaspadaan benar-benar dapat memancarkan kehidupan di dalam diri dan bagi sesama kita. Sehingga dengan sikap yang selalu merendah dan tulus dalam khidmat-Nya akan dapat menuntun kita kepada kualitas sikap maupun perbuatan hidup sehari-hari. Salam

Medan, 4 April 2008

Penulis adalah Sekretaris Young People For Development (YPD) Wilayah Medan



[1] Kebodohan yang dimaksud bukanlah ketidaktahuan, tetapi sikap meremehkan prinsip-prinsip moral dan kesalehan secara sengaja. Kemerosotan moral, hilangnya tanggung jawab rohani dan ketidak pekaan sosial. Lih. W.S Lassor, dkk., Pengantar Perjanjian Lama2, Jakarta: BPK-GM, 2000, hlm. 89-91

[2] Suatu kelas khusus orang bijaksana (laki-laki dan perempuan, bnd. 2Sam 14:2) nampaknya berkembang selama pemerintahan monarki. Pada masa Yeremia, mereka mempunyai peranan penting disamping nabi-nabi dan para imam, sebagai yang berpengaruh besar atas masalah agama dan sosial. Tugas mereka adalah merumuskan rencana-rencana yang dapat dilaksanakan, menyusun nasihat untuk meraih hidup yang berhasil (Yer. 18:18). Orang bijaksanan atau penasihat berperan sebagai “Bapak” dalam hubungannya dengan orang-orang yang kesejahteraan mereka bergantung pada nasihatnya. Misalnya, Yusuf menjadi “Bapak” bagi Firaun (Kej. 45:8); Debora menjadi “Ibu” di Israel (Hak. 5:7. )Lih. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid A-L, Jakarta: YKBK/OMF, 1994, hlm. 391



di posting oleh :
nuel_gbkp@yahoo.co.id
tgl 24 Juni 2008

“ SERUAN AKSI KEPRIHATINAN BERSAMA

MASALAH NARKOBA DI INDONESIA

Dalam Rangka Memperingati Hari Anti Narkotika International 26 Juni

“ HANI ”

Salatiga Jawa Tengah, Rabu 25 Juni 2008

Belajar dari Pengalaman adalah hal yang sangat baik sekali, karena menurut pepatah “Pengalaman adalah Guru yang baik”. Melihat begitu banyaknya rakyat yang menjadi korban Narkoba di INDONESIA. Pemerintah RI harus memikirkan masalah Bencana ini dengan serius. Untuk diketahui bersama, Pemakai Narkoba atau Korban Narkoba saat ini di INDONESIA ada 4 Juta orang. Bila hal ini di biarkan maka tidak tertutup kemungkinan kita akan Kehilangan Generasi atau Loossing Generation!!. Kami sangat yakin pasti sudah Sangat banyak rakyat INDONESIA yang menjadi korbannya dan MATI SIA-SIA!! PEMERINTAHAN SUSILO Bambang Yudhoyono dan JUSUP KALLA perlu lebih serius lagi memperhatikan masalah ini dan diperlukan kerjasama dengan Aparat Kepolisian, Dokter, Psikolog, Psikiater, Kehakiman, Kejaksaan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Lembaga LSM Narkoba lain.

PEMERINTAH RI dan PEMERINTAH DAERAH perlu berdampingan untuk menyikapi masalah ini, Mereka harus bergandengan tangan satu dengan lain dan bukan berjalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini BNN, BNP dan BND yang di bawahi oleh PEMERINTAH RI, PEMPROV, PEMKAB, PEMKO harus bekerja sama dengan Semua Pihak, termasuk Lembaga-lembaga Keagamaan dan Kampus-kampus. Sudah saatnya kita lebih serius lagi untuk Peduli terhadap RAKYAT dan keluarga-keluarga yang menjadi Korban Narkoba tersebut. Atas nama Kelompok KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA dalam Memperingati HANI : HARI ANTI NARKOTIKA INTERNATIONAL Kami mengajak seluruh RAKYAT INDONESIA dimanapun Berada!! Untuk memikirkan masalah NARKOBA ini secara serius. Seruan Aksi Keprihatinan Bersama Masalah Narkoba ini untuk Mengingatkan kita semua agar melihat masalah ini sebagai sesuatu yang sangat dan sangat PENTING!! Minimal dimulai dari Diri Sendiri atau setiap KELUARGA-KELUARGA kita untuk mengatakan TIDAK UNTUK NARKOBA!! Sekali lagi, karena sudah banyak yang menjadi korban!! Dan jangan di tambahi lagi!! Korban Narkoba sudah CUKUP Banyak!!!!!!!!

Sekali lagi Pemerintah harus Peduli masalah ini dan jangan SETENGAH HATI!! Masalah Narkoba ini sudah Sangat mengkhawatirkan!! Tapi belum terlambat untuk Melawan dan mencegahnya!!. PEMERINTAH PUSAT dan DAERAH harus memikirkan dan memprogramkan anggaran Dana untuk masalah ini agar dapat melakukan kegiatan yang terprogram serta berlangsung terus-menerus Saatnya untuk lebih Fokus dalam masalah Narkoba ini. Misalnya : Melakukan Dialog Interaktif, Seminar, Penyuluhan, Lokararya, Pelatihan, membuat Stiker, Brosur, Buku Saku, Spanduk, VCD, Kalender, Plang Nama Anti Narkoba, Iklan layanan Masyarakat, pengobatan dan terapi bagi para Korban Narkoba. Berkampanye ke Sekolah-sekolah, Kampus, Instansi dan sebagainya untuk mensosialisasikan Bahaya Narkoba tersebut. Bila hal itu dilakukan, sangat baik sekali dan itulah yang dibutuhkan sekarang, mengantisipasi Bahaya Narkoba!!. Tugas kita Bersama bukan menghancurkan/memberantas peredaran Narkoba (hal tersebut kita serahkan kepada Aparat Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman), akan tetapi minimal kita melawan pergerakan perkembangannya melalui Pendidikan yang kita lakukan terhadap Masyarakat di Indonesia. Apabila Masyarakat telah kuat secara otomatis mereka sendirilah yang melawan dan menghadapi para pengedar Narkoba tersebut.

Hal ini sangat-sangat di perlukan karena merupakan sebuah sarana yang baik untuk mensosialisasikan sejak dini tentang apa itu Narkoba dan Bahaya-bahayanya. Sehingga rakyat tahu akibat dari penyalahgunan Narkoba itu, lalu kemudian mereka pasti tidak akan memakai Narkoba lagi. Atau paling tidak tingkat persentasi penggunaan Narkoba di INDONESIA akan berkurang drastis karena ada Gerakan yang Tersistematis untuk Mengkampanyekan Anti Terhadap Narkoba dan Peduli terhadap Masalah Narkoba ini secara Bersama..

AYO!! Jangan Menggunakan jenis-jenis Narkoba APAPUN!! Mulai dari Minuman Keras, Ganja, Pil Ekstasi, Shabu-shabu, Putaw, Heroin, Kokain, Morpin. SEMUA INI PEMBAWA MAUT!!.

Setiap tanggal 26 Juni seperti hari ini, seluruh Bangsa-bangsa di Dunia memperingati “International Day Againts Drug And Illicit Trafficking” atau yang biasa disebut oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Anti Narkoba Internasional, yang disingkat HANI. Peringatan ini bukan acara yang bersifat Seremonial saja, tetapi lebih merupakan sebuah Momentum yang memiliki latar belakang Historis dan Filosofi Sosial, karena seluruh Bangsa merasa sangat prihatin, dan bertekad memerangi sebuah tindakan yang semakin hari menelan korban semakin banyak, dan hampir menguburkan masa depan semua Bangsa dan Negara. Tindakan itu adalah PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA. Jadi, hari ini pun kita bersama, ikut mengobarkan Tekad dan Komitmen untuk semakin memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Ingat!! NARKOBA adalah MUSUH BERSAMA dan SUMBER BNCANA. Narkoba adalah Mesin pembunuh Manusia!! Awasss Bahaya Narkoba!!!!!!!!

“ Ketika AKU Sakit, engkau Datang Melawat AKU ”

Matius 25:36

Kami Yang Prihatin Masalah Narkoba ini :

Pdt Masada Sinukaban, Vina Ginting, Charles Sebayang, Edi Simamora, Syaloom Pasau, Oktavianus C Siringo-ringo,Imanuel Ginting, dkk

KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA



diposting oleh:

nuel_gbkp@yahoo.co.id / Tgl 24 Juni 2008



Senin, 09 Juni 2008

Saatnya Menanam Hutan Bukan Merambah Hutan!!

(Bila Perambahan Hutan atau Illegal Logging di Indonesia tidak di Hentikan sesegera mungkin, maka suatu saat Generasi kita nantinya hanya membaca tentang Hutan Tropis di Buku-buku Sejarah atau melihat Fotonya di Museum)

Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto, Jaksa Agung Hendarman Supanji dan Menteri Kehutanan MS Kaban (mereka bertiga perlu menyatukan sikap untuk bersama-sama menegakkan Supremasi Hukum di Bumi Indonesia ini Khususnya dalam masalah Perambahan Hutan, Ileggal Logging atau yang sering di sebut Pembalakan Liar). Trio ini diharapkan membahas topik lama yang kian Urgen, pencurian kayu secara besar-besaran. Ini masalah besar di Republik yang pencegahannya menjadi tanggung jawab ketiga instansi Pemerintah itu.

Sangat disayangkan, selama ini aparat Kepolisian, Kejaksaan dan Kehutanan tidak selalu sejalan menghadapi bandit-bandit Pembalak Liar. Dalam kasus Perambahan Hutan atau Pembalakan Liar, Padahal akibat dari kejahatan terhadap hutan sudah begitu mengerikan. Setiap 12 detik, menurut data Bank Dunia 2002, satu lapangan bola Hutan Tropis Indonesia lenyap. Saban tahun Rimba seluas 40 kali wilayah jakarta Hilang dari Peta. Negara rugi rp 45 Triliun pertahun. Indonesia juga menyandang gelar juara pertama “Lomba” merusak Hutan Sedunia, dengan “Melenyapkan” 2% Hutan Tropisnya setiap tahun. Sangat ironis, dalam 2 tahun pertama masa Reformasi, yaitu 1998-2000, pembabatan liar mencapai puncaknya. Akibat buruknya bisa datang setiap saat. banjir, longsor, susut air bersih, kerusakan ekologi, rusaknya lingkungan hidup, panca roba cuaca, Pemanasan Global atau Global Warming dan masih banyak lagi tapi bandit-bandit hutan sepertinya tidak terusik sedikitpun untuk berhenti menguras Hutan.

Mereka terlalu rakus dan tidak bisa disadarkan dengan alasan beradab seperti Pelestarian Keanekaragaman Hayati atau Perlindungan Terhadap Spesies Flora Fauna yang langka. Dikepala Sang Cukong hanya duit dan duit serta duit. Semua alasan dipakai, termasuk terdengar agak masuk akal, misalnya rakyat miskin butuh makan dan karena itu rakyat menjarah Hutan. Padahal, pernyataan begini hanya Kamuflase untuk terus melalap Hutan. Rakyat miskin butuh makan, tapi mereka tak punya kebutuhan merebahkan Pohon-pohon besar jika tidak di sokong penadah Kayu curian. Tidak mungkin Rakyat kecil mampu membeli Alat-Alat Berat Penebang Pohon Jika tidak ada yang memodali Mereka. Rakyat kecil bisa hidup dari Hutan yang dikelola Baik. Tentu sudah sangat terlambat mengelola Hutan dengan baik sekarang ini. Yang perlu dilakukan saat ini hanyalah menahan derasnya arus Kepunahan Hutan kita. Ini perlu agar sekian generasi yang kelak lahir di negeri ini tidak hanya melihat-hutan Tropis di buku-buku sejarah, di foto-foto atau malah di Museum. Misi yang begini berat tak bisa jalan jika aparat hukum bergerak mengikuti Pesan “Sponsornya”.

Kapolri, Kejaksaan dan Menhut perlu bersikap lebih tegas dalam menindak Para Pelaku Perambah Hutan atau Para Cukong tanpa Kompromi. Bahkan bukan hanya mereka saja yang perlu tegas, juga sangat perlu keterlibatan secara bersama yakni dukungan Presiden, DPR, LSM, dan Rakyat bila memungkinkan juga Gereja harus bersama-sama untuk melawan mereka (para Perambah Hutan atau Pembalak Liar itu).

Bersamaan dengan pelarangan Penebangan Hutan, Pemerintah perlu cepat-cepat melansir Program Reboisasi di Hutan yang sudah koyak-moyak itu. Lapangan kerja tersedia, rakyatpun bisa hidup dari sistem pertanian “Tumpang Sari” di wilayah Reboisasi. Yang diperlukan hanyalah sikap tegas Pemerintah dalam menjalankannya. Satu sikap yang sama merupakan modal penting. Kalo sikap Bersama tidak ada, para petinggi sibuk berperang kata-kata, sementara penebangan Hutan jalan terus. Artinya, bencana mengintai kita semua, tinggal tunggu tanggal mainnya. Jadi, untuk menyelamatkan Hutan dan Indonesia, semua kita harus bertanggung jawab, disamping Pemerintah Tegas menindak para Pelaku Perambah Hutan, Rakyat Indonesia juga Harus bersama-sama Menanam Hutan yang sudah Gundul Bukan malah ikut berpartisipasi untuk Menebang Pohon atau Hutan. Agar bencana seperti “Global Warming atau Pemanasan Global” yang sedang melanda Planet Bumi kita yang hanya satu-satunya ini tidak semakin parah, maka itu cintailah!! Beberapa waktu yang lalu (akhir September 2007) tepatnya di New York Amerika Serikat dalam sidang tahunan PBB juga ada 200an Negara yang hadir membicarakan isu yang sangat menggemparkan Bumi ini. Kelanjutan hasil sidang PBB itu pada bulan Desember tanggal 3-14 Desember 2007 lalu berlangsungkan Konfrensi tingkat Dunia di Denpasar Bali, yang dihadiri oleh 189 negara untuk membahas kelangsungan hidup manusia tepatnya menyatukan sikap untuk mengantisipasi masalah Pemanasan Global!! Wah bagaimana dengan kita ya? Apakah anda dan Saya Peduli?? Secara pribadi sebenarnya saya punya sebuah ide atau gagasan yang tampaknya masuk akal atau mudah dilakukan kalau kita mau melakukannya, pertama di mulai dari setiap keluarga umat GBKP (khususnya) umat Kristiani (umumnya) di Indonesia ini. Mulailah menanam pohon di halaman rumah masing-masing, halaman gereja atau tanah kita masing-masing 2-3 pohon apa saja. Mulai dari pohon mangga, rambutan, durian, jambu, mahoni, meranti dll. Hal ini sangat membantu sekali untuk mencegah Pemanasan Global yang bisa menyebabkan perubahan iklim di Bumi ini. Saya pikir hal ini sangat membatu sekali, sudah saatnya Gereja dan para Pemimpinnya untuk lebih konsentrasi melakukan gerakan kampanye menanam pohon. Mungkin kita belum berani dengan tegas melawan para perambah hutan tapi kita masih bisa berbuat sesuatu untuk Bumi yang kita cintai ini. Sekali lagi Gereja harus menjadi pelopor untuk melakukan kegiatan mulia ini. Bila memungkinkan Gereja bisa menggalang dana untuk mengumpulkan uang untuk membeli bibit-bibit pohon untuk bisa di sumbangkan GRATIS bagi setiap rumah tangga umat Gereja GBKP, karena ini sama juga dengan memuliakan Allah karena kita turut menjaga Ciptaannya. Mari bersama kita menjaga dan melestarikan Bumi ini, Saatnya Menanam bukan Menebang!! Niskaya bila hal ini berhasil kita lakukan maka Gereja GBKP bisa menjadi Pelopor bagi Gereja-Gereja di Indonesia dan benar-benar menjadi Gereja yang Peduli lingkungan hidup, Selamat Peduli Ya!!

Tuhan Yesus Memberkati Kita AMEN

(Artikel ini diangkat dari Majalah Tempo Edisi 16 September 2007 Hal 23 dan Pernyataan LSM di Stiker Sosialisasi Peduli Lingkungan Hidup Salatiga Jawa Tengah)

Untuk menutup Artikel atau Opini sederhana ini saya akan mengutip Firman Tuhan dari Alkitab.

Lalu IA berkata kepada Mereka :

Pergilah Keseluruh Dunia Beritakanlah Injil ke segala Makhluk.

Markus 16:15

Penulis :

Pdt Masada Sinukaban dan Baktiani Sri Melvina Br Ginting

Pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan.

KESAKTIAN INDONESIA PEDULI GENERASI

di Edit dan diposting oleh :

Imanuel Gintings

Mhs Teologi UKSW, Salatiga Jawa Tengah

Jumat, 06 Juni 2008

WANITA YANG SABAR

Sabar!!!!

Susah sekali bagiku untuk bersabar. Setiap aku ingin mencoba untuk bersabar aku selalu jatuh dan jatuh dalam emosi yang begitu luar biasa.

Ketika aku duduk di bangku kuliah tingkat 1 aku berkenalan dengan seorang pria, dimana pria ini masih memiliki hubungan keluarga dengan saya. Saya berkenalan dengan dia saat adik perempuannya menikah di kampung halaman di Medan. Saat itu sang pria langsung jatuh cinta kepada saya, dan beberapa hari setelah pesta sang pria menyuruh ibunya untuk meminta no handphone saya ke ibu saya. Singkat cerita pendekatan pun mulai terjadi. Setiap hari dering handphone selalu terdengar. Akhirnya setelah berkenalan dan cerita-cerita kita berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini ke arah pacaran.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hubungan kami baik-baik saja dan jarang sekali ada pertengkaran. Padahal kami menjalin hubungan jarak jauh. Sebenarnya susah sih bagi kami untuk melaluinya tapi karena ada saling percaya dan komunikasi yang baik, kami akhirnya merasa nyaman dengan jarak yang jauh itu. Setengah tahun pun akhirnya kami lalui, disaat itu aku menginginkan adanya keterbukaan tentang masa lalu pria ini dan masa lalu ku juga. Akhirnya karena jarak, ya kami hanya bisa berkirim surat saja. Surat pun akhirnya sampai ke rumah saya. Saya buka dan saya baca isi surat itu dan satu hal yang membuat saya terkejut, isi surat itu menceritakan masa lalu yang mungkin menurut orang banyak sudah menjadi sampah masyarakat. Dalam suratnya dia menceritakan kalau dia sudah pernah masuk ke dalam obat-obatan, mungkin hanya itu saja yang membuat saya terkejut.

Tapi karena saya sudah punya komitmen dalam diri saya saya tidak melihat masa lalu seseorang karena itu saya tidak mempermasalahkan hal ini, toh dia sudah tidak memakai lagi dan sudah hidup sehat.

Inilah awal mulanya kesabaranku di uji. Ketika surat itu sudah selesai saya baca suratnya saya letakkan saja diatas meja belajar saya di kamar, ternyata abang saya masuk ke dalam kamar saya dan akhirnya dia membaca semua isi surat itu. Dua hari berlalu ibu saya memanggil saya dan menanyakan kepada saya tentang hubungan saya dengan pria itu, dan saya menjawab ya kita sudah pacaran dan ibu juga sudah tau kan??? Awalnya sih hubungan saya dan pria ini disetujui oleh orang tua, tapi karena surat itu akhirnya orang tua saya melarang keras hubungan kami dan meminta saya untuk berpisah dengan pria itu. Sakit sekali bagiku mendengar hal ini. Tapi karena aku mencintai dia dan mau berusaha meyakinkan orang tua, aku tidak memikirkan perkataan orang tua dan aku terus menjalin hubungan ku secara backstreet (diam-diam).

Satu tahun berlalu dan saat itu saya sudah melanjutkan kuliah di Bandung. Karena saat saya kuliah di Medan saya tidak menyukai tempat kuliah saya. Akhirnya hubungan kami tercium oleh orang tua dan keluarga besar saya, saya pun mulai di awasi oleh kakak dan saudara sepupu saya dirumah. Sakit sekali hati ini saat itu, kemana pun saya pergi saya selalu diikuti dan di awasi oleh saudara-saudara saya. Tapi saya terus berdoa kepada Tuhan supaya memberi saya kesabaran dan kekuatan untuk menjalani ini semua. Tidak gampang bagi saya saat itu untuk menjalani ini, saya harus kuliah dan saya juga seorang pelayan sekolah minggu saat itu. Saya benar-benar dilema antara keluarga dan pria itu.

Tahun berganti tahun, akhirnya saya terus menjalin hubungan dengan pria itu, tanpa memikirkan orang tua dan keluarga saya yang menentang ini semua. Tiba saat saya berlibur ke Medan, suasana keluarga saya sudah tidak ada kehangantan lagi buat saya. Wajah Bapak yang begitu garang melihat saya, wajah Ibu yang begitu cuek ke saya dan wajah semua keluarga saya juga menunjukkan perasaan tidak suka kepada saya. Saya akhirnya memilih untuk diam dan tidak banyak berbicara. Dan suatu ketika disitu suasana rumah sudah kacau, saya dipaksa untuk berpisah saat itu juga dan dipaksa untuk memilih antara Bapak dan pria itu. Saat itu Bapak saya sudah mengambil tali dan berkata Bapak mati saja kalau kamu memilih dia. Akhirnya air mata dan keributan pun terjadi dan Ibu saya juga sudah hampir pingsan karena saya yang begitu memihak dan membela pria itu.

Keributan pun akhirnya selesai juga namun, saya harus tetap berpisah dengan pria itu. Sakit?? ya... memang sakit sekali, 3 tahun menjalin hubungan dan mempertahankannya semua harus berakhir.

Sidang akhir kuliah saya pun mulai di laksanakan saat itu semua kejadian pemaksaan untuk berpisah harus aku lupakan sejenak, dan aku fokus pada persiapan sidang ku... puji Tuhan pria ini terus memberi semangat kepada saya dan juga terus mendoakan saya. Padahal setelah sidang usai aku harus mengambil keputusan yang mungkin dia sendiripun tidak akan sanggup untuk menerimanya.

Puji Tuhan sidang pun akhirnya selesai dan aku mendapatkan nilai yang bagus, tapi sidang bagi diriku sendiri belumlah selesai. Aku masih harus menguatkan diriku untuk menyampaikan keputusan ku... berat sekali bagiku untuk mengatakannya. Sampai-sampai aku mengatakan hal ini pada saat hari ulang tahun ku...sakit sekali bagiku, disaat aku harus bergembira saat itu juga aku harus kehilangan orang yang aku cintai dan kasihi. Pria ini pun terdiam dan menangis, kami hanya bisa diam tanpa berkata apapun. Akhirnya pria ini dengan berat berkata ya inilah jalan yang terbaik untuk kita dan keluarga besar kita. Kita tidak mungkin bisa hidup tanpa keluarga kita dan dukungan mereka.... saat itu juga air mata ini pun tidak bisa lagi aku bendung... perpisahan pun akhirnya terjadi.

Awal-awal masa sendiri saya dan pria itu masih berkomunikasi namun tidak seperti dahulu lagi. Yah apa adanya saja.. saat saya harus sendiri saya mulai semakin mendekatkan diri dengan Tuhan...(Maz 37:3-7) dan satu hal, saya belum bisa membuka hati untuk orang lain.. saya menikmati pelayanan, saya menikmati kesendirian saya, dan yang paling saya nikmati banyak teman-teman perhatian kepada saya.

Setahun pun berlalu dengan kesendirian dan akhirnya aku pun membuka hati kepada seorang pria yang tidak satu suku dengan saya tapi tetap dia seorang Kristen. Namun selama menjalani hubungan bersam dia, saya mendapat begitu banyak tekanan baik dari dia sendiri maupun dari orang tuanya, yang menginginkan anaknya untuk mendapatkan gadis yang satu suku dengannya. Ditambah lagi adik-adiknya yang tidak terlalu mendukung hubungan kami.

Tekanan itupun semakin membuat saya tidak merasa nyaman, pergaulan saya dengan teman-teman saya pun mulai dibatasi dan klo setiap saya pergi bersama teman-teman dia selalu saja memantau saya. Ok dia bilang tanda dia sayang ke saya tapi... menurut saya sih itu sudah keterlaluan..

Akhirnya hubungan kami setiap saat ribut dan ribut.. lama-lama saya tidak tahan akan hubungan ini dan saya memutuskan untuk berpisah dengan dia.

Kalau dibilang sayang dan cinta, tentu saja saya menyayanginya dan mencintainya tapi semua harus berakhir lagi. Dan perpisahan ini berakhir dengan hal yang menyakitkan. Dimana setelah kami berpisah aku tidak tahu apa yang membuat dia mencaci maki aku dan menuduh aku berselingkuh, sampai-sampai dia mengeluarkan kata-kata yang selama ini itu mungkin tidak akan keluar.. gampangan ya.....gampangan....kata-kata itulah yang keluar dari mulut kecilnya... aku tidak mengerti mengapa kata-kata itu harus keluar dari mulutnya. Ternyata semua ini terucap karena seorang sahabat yang selama ini sudah aku anggap sebagai teman yang begitu baik dan bisa menjaga rahasia persahabatan, membokar semua apa yang sudah terjadi selama ini. Sahabatku menceritakan semua tentang pertemanan ku dengan teman-teman semasa SMA. Tapi entah mengapa dia harus menceritakan itu?? Ah.. hati ini mulai hancur dan sakit sekali. Aku pikir selama ini aku berteman dengan teman-teman SMA ku aku tidak berbuat apa-apa dan tidak lebih dari sekedar teman. Aku tidak tahu apa saja yang sudah diceritakan oleh sahabatku itu. Singkat cerita, emosipun memuncak. Selama 5 bulan emosi itu terus merasuki hati kecil ini. Kata-kata makian dan sumpah yang seharusnya tidak aku ucapkan akhirnya terucap.

Sampai suatu malam aku sudah merasa aku tidak ada artinya lagi untuk hidup dan aku memutuskan untuk mengakhiri semua...aku mengambil pisau dan ingin menyayat tangan ini..tapi aku mendengar suatu suara yang luar biasa dari hati kecil ini...dan seketika itupun Handphoneku pun berbunyi. Ternyata mama menelepon ku. Aku kaget luar biasa dan terdengar suara mama lagi apa nak ku? Tersentak hati ini ingin menangis, tapi aku tahan. Aku menjawab lagi nonton saja. Percakapan yang singkat dan akhirnya selesai juga. Selesai berbicara aku menangis luar biasa, dan aku mendengar suara yang begitu lembut dari hati ini, anak Ku janganlah kau menangisi orang, percuma air matamu hanya untuk orang lain, menangislah untuk Ku.. ingat orang tuamu dan keluargamu dan orang-orang yang sayang padamu”. Saat itu pisau yang ada ditangan inipun akhirnya terjatuh dan aku menangis dan menangis sambil berlutut dan berdoa..

Haripun berganti, akupun harus menghadapi telepon dari dia kembali. Sabar....sabar dan sabar hanya ini yang terucap ketika aku harus mengangkat telepon dari dia. Tapi sama saja aku tidak bisa menahan emosi ku.. aku jatuh lagi dan jatuh lagi, ketika dia harus mencaci maki aku dan merendahkanku. Aku tidak mampu untuk menahan emosi ketika kata-katanya menyakiti hati ini. Akhirnya semua ini aku ceritakan kepada teman-teman PA ku dan Nora (istri Pendeta) yang sangat bisa memahami setiap hati kami. Saat aku menceritakan ini, aku merasa aku mempunyai keluarga yang begitu bisa memahami aku dan bisa memberi kekuatan buat aku, Thanks God. Aku mendapatkan kekuatan yang luar biasa aku diajar untuk selalu besabar dan tidak menanggapi teleponnya lagi... dan aku benar-benar merasa kuat dan rasa sakit itu kini sudah bisa pulih kembali. Luar biasa Firman Tuhan dalam Fil 4:13 ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan bagiku”. Sungguh ayat ini memberi kekuatan dan sukacita buat aku ketika aku harus menghadapi perkara yang besar dalam hidupku. Sampai saat ini aku masih mengingat kata-kata seorang saudara PA ku, masalah itu hanya masalah yang kecil dan sepele!!! Ya..... benar masalah ini hanya masalah sepele dan tidak perlu ditangisi lagi.

Luar biasa apa yang boleh aku alami dalam hidupku selama 5 bulan ini, banyak hal yang membuat aku bisa merasakan jamahan Tuhan yang luar biasa. Yang menuntun aku untuk sabar dalam menjalani kehidupan ini. Walaupun aku harus kehilangan seorang sahabat yang aku sayangi dan kehilangan seorang laki-laki yang selama ini aku cintai, tapi aku sadar, masih ada cinta sejati yang melebihi cinta anak manusia. Itu adalah Cinta Tuhan Yesus Kristus (Yeremia 31:3) ”Aku mengasihi engkau dengan kasih kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Memang hidup tidaklah mulus tapi akan ada batu dan kerikil-kerikil tajamnya. Tapi ini semua mengajarkan kita untuk setia dalam setiap perkara-perkara yang boleh terjadi dalam hidup kita. Kasih adalah dasar dari segala sesuatu yang membuat kita bisa bersabar,

(1 Kor 13:4-7) ”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”.

Nah, kualitas hidup kita yang panjang sabar pun dapat bertahan bila memiliki harapan yang terbit dari Janji Allah dalam kitab suci. Dan seperti penggalan satu pujian yang aku dengarkan saat aku menulis ini membuat aku merasa bahwa Tuhan sungguh menggenapi janjiNya bagi kita.

Habis hujan tampak langit

Bagai janji yang teguh

Dibalik duka, menanti

Pelangi kasih Tuhanmu.

Kita tidak akan tau apa yang dimiliki hari esok, tetapi anda tau siapa yang memegang hari esok. (Maz 131)

Karena itu marilah kita memulai hidup untuk sabar dalam menantikan segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan untuk kita. Jadilah Wanita yang penuh penyerahan diri pada Tuhan, bersabarlah dan nantikalah buah yang manis.

Dimata Tuhan cinta tak pernah habis. Di hati Tuhan pengampunan selalu diberikan dan tidak ada penolakan. Dipelukan Tuhan tak seorangpun merasa sendirian.

syaloom
Salam kenal namaku Erika Juliana Br. Purba
aku permata Bandung Pusat dan Guru Sekolah minggu juga
ini aku kirimkan tulisan kepada teman2 permata di salatiga, semoga bermanfaat.

Selamat membacanya. Tuhan berkati...

salam

ika poerba

Selasa, 03 Juni 2008

PELANTIKEN PENGURUS PERMATA GBKP RG SEMARANG

SEKTOR SALATIGA

“ Ermengkah ukurku.. ras ngataken bujur Yesus, Kam ngkelengi aku.. Kam empu geluhku, Enda ngenca Tuhan pengarapenku, aloken min Tuhan persembahenku.. pakelah geluhku jadi perkakasNdu segedang geluhku..”..enda me sada lagu si ni endeken pengurus PERMATA GBKP Semarang sektor Salatiga enca dung i lantik selaku pengurus PERMATA Periode 2008-2010.

Sabtu 24 Mei 2008, Calon Pengurus PERMATA Sektor Salatiga Enggo seh i Runggun GBKP Semarang sekitar pukul 09.00 erpagi-pagi guna ngikuti pembekalan si ni endesken BP Runggun GBKP Semarang bagepe Pengurus PERMATA Runggun man calon pengurus PERMATA Sektor Salatiga, janah acara pembekalen enda itutup alu pertoton sekitar pukul 15.30 WIB. Selang sekitar 15 menit, Anggota PERMATA Salatiga reh 8 kalak, langsung Salatiga nari guna er PA PERMATA gabungen i Runggun si terletak ibas Jawa-Tengah, klasis Jakarta-Bandung enda, janah Tepat jam 17.00 Acara PA PERMATA Gabungen enggo i benaken alu hikmat ras semangat , bagepe i lanjutken ku acara Perpulungun Jabu-Jabu I rumah Pt. Bp Hosea Sembiring, janah PERMATA Salatiga terpaksa erberngi i rumah-rumah orang tua anggota bagepe BP Runggun Semarang.

Wari enda wari Minggu, wari sabat, nina kita kalak Kristen. Natap ku kawes kemuhen singuda-nguda anak perana pakaina baju mbiring, kai ndia lit nge ate? “ enca khotbah kena kari rende ya gi..” bage nina sekalak lulusen Sekolah Tinggi Teologia Abdi Sabda, Medan si gundari paksana studi lanjut S2 i UKSW, Salatiga si tergelar Pdt Masada Sinukaban, oh.. enggo, kepeken PERMATA Salatiga nge si mbiring bajuna ndai. Bagi biasana Tepat jam 08.30 erpagi-pagi i benaken kebaktin perminggun i GBKP Semarang, bangku arah lebe i isi calon pengurus PERMATA Salatiga si kentisik nari I tangkuhken jadi Pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang sektor Salatiga, tapi ope denga sekalenda i tangkuhken, i bahan acara pencarin Dana guna BKSO PERMATA GBKP Klasis Jakarta-Bandung, bulan September mendatang, kantong kolekte erdalan alu i iringi Vokal Group ibas PERMATA Salatiga nari si erjudul “Perjuma” tampil alu bekah buluh ras uis nipes.

Pelantiken pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang, Sektor Salatiga i benaken sekitar pukul 10.00 WIB. Pelantiken i baba Pdt Masada Sinukaban STh, Salatiga nari, alu gelar ras jabaten pengurus:

Ketua : Maria Veronika Br Perangin-angin

Sekertaris : Lusi Teguh Miranda Br Sitepu

Bendahara : Elsa Mertiani Br Tarigan

Bid Pembinaan : Marince Br Kemit

Bid Keuangan : Selvia Debora Br Ginting

Bid Partisipasi : Harmi Seliso Br Ginting

Bid Konsolidasi : Elsi Mei Marda Br Barus

Sada organisasi si mungkin la pernah terjadi ibas kepengurusen PERMATA GBKP erkiten pengurus PERMATA Sektor Salatiga la lit dilaki, amin bage gia si iarapken tentuna maka ibas kepengurusen enda kerina program-program PERMATA Salatiga banci erdalan alu mehuli ras tetap alu penampat Tuhanta saja. Selamat melayani man kam teman-teman kami Pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang Sektor Salatiga. Tuhan Memberkati..

Imanuel Ginting’s

(Mhsw Teologi UKSW / gr KA/KR GBKP Tg. Priok)