Jumat, 25 Juli 2008

SURAT CINTA

“Karena telah nyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh – loh batu, melainkan pada loh – loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” (2 Korintus 3 : 3)
Bacaan : 2 Korintus 3 : 1 – 18

Setiap orang pasti sangat senang menerima surat cinta. Khususnya seperti kita saat ini anak – anak muda yang dipenuhi oleh warna – warni kisah cinta. Surat cinta bukanlah surat biasa. Surat ini dapat memancarkan kebahagian bagi pembaca maupun pengirimnya. Orang yang mendapatkan surat cinta sering mengulang – ulang untuk membacanya. Dan bahkan kita cenderug untuk menceritakan isinya kepada orang – orang. tapi saat ini kita bukan membahas mengenai surat cinta tapi siapakah surat cinta itu?
Bunda Teresa pernah berkata, “We are all pencils in the hand of a writing God who is sending love letters to the world.” Allah menulis karya dan cinta kasih – Nya pada hati kita oleh Roh Allah yang hidup. Kita adalah surat cinta Kristus yang dikirim untuk dunia.
Pada saat kita lahir, Allah mengirim kita kepada dunia. Di dunia ini, hidup orang – orang dengan bermacam sifat, karakter dan temperamen yang kita jumpai dalam keluarga, lingkungan, Gereja, tempat kita kerja, tempat sekolah dan berkuliah. Kita adalah surat cinta Kristus yang dikirim untuk dunia agar dunia membaca dan melihat isi kehidupan kita.
Ketika Allah menulisnya, yang ditulis adalah hal – hal yang hidup, menghibur, menguatkan, mendukung, menegur dan membangun. Namun, apakah kehidupan kita telah menyampaikan isi surat cinta yang telah dituliskan Allah dalam diri kita kepada dunia? Kalau kehidupan kita masih kurang atau bahkan belum mencerminkan isi surat cinta Allah kepada dunia, inilah saatnya untuk mengambil sikap. Kita harus memohon kepada Sang Penulis agar menuliskan cinta kasih, kesetiaan, serta hikmat – Nya di dalam hidup kita. Selanjutnya kita dapat memancarkan surat cinta Kristus di hati kita itu kepada dunia.
Nah... kita pasti bangga dipercayakan menjadi surat cinta Allah. Jadi jangan sia – siakan kepercayaan yang diberikan Allah pada kita. Harapan Allah, cinta kasih – Nya sampai kepada dunia. Kiranya, ketika kita sampai di dunia kita menjadii bahan bacaan yang enak dibaca, menyenangkan, menghibur, dan menguatkan. Menjadi surat yang membahagiakan dunia melalui semua yang telah, sedang dan akan kita lakukan. Selamat menjadi surat cinta, bersaksi? Siapa takut? Permata Cayo!!!


Waktu yang terus berlalu, selalu menawarkan kesempatan emas untuk kita berkarya bagi sesama demi memuliakan nama – Nya.

Imanuel Ginting

(Mhsw Teologi UKSW/gr KAKR GBP Tg Priok)

Tidak ada komentar: