Jumat, 06 Juni 2008

WANITA YANG SABAR

Sabar!!!!

Susah sekali bagiku untuk bersabar. Setiap aku ingin mencoba untuk bersabar aku selalu jatuh dan jatuh dalam emosi yang begitu luar biasa.

Ketika aku duduk di bangku kuliah tingkat 1 aku berkenalan dengan seorang pria, dimana pria ini masih memiliki hubungan keluarga dengan saya. Saya berkenalan dengan dia saat adik perempuannya menikah di kampung halaman di Medan. Saat itu sang pria langsung jatuh cinta kepada saya, dan beberapa hari setelah pesta sang pria menyuruh ibunya untuk meminta no handphone saya ke ibu saya. Singkat cerita pendekatan pun mulai terjadi. Setiap hari dering handphone selalu terdengar. Akhirnya setelah berkenalan dan cerita-cerita kita berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini ke arah pacaran.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hubungan kami baik-baik saja dan jarang sekali ada pertengkaran. Padahal kami menjalin hubungan jarak jauh. Sebenarnya susah sih bagi kami untuk melaluinya tapi karena ada saling percaya dan komunikasi yang baik, kami akhirnya merasa nyaman dengan jarak yang jauh itu. Setengah tahun pun akhirnya kami lalui, disaat itu aku menginginkan adanya keterbukaan tentang masa lalu pria ini dan masa lalu ku juga. Akhirnya karena jarak, ya kami hanya bisa berkirim surat saja. Surat pun akhirnya sampai ke rumah saya. Saya buka dan saya baca isi surat itu dan satu hal yang membuat saya terkejut, isi surat itu menceritakan masa lalu yang mungkin menurut orang banyak sudah menjadi sampah masyarakat. Dalam suratnya dia menceritakan kalau dia sudah pernah masuk ke dalam obat-obatan, mungkin hanya itu saja yang membuat saya terkejut.

Tapi karena saya sudah punya komitmen dalam diri saya saya tidak melihat masa lalu seseorang karena itu saya tidak mempermasalahkan hal ini, toh dia sudah tidak memakai lagi dan sudah hidup sehat.

Inilah awal mulanya kesabaranku di uji. Ketika surat itu sudah selesai saya baca suratnya saya letakkan saja diatas meja belajar saya di kamar, ternyata abang saya masuk ke dalam kamar saya dan akhirnya dia membaca semua isi surat itu. Dua hari berlalu ibu saya memanggil saya dan menanyakan kepada saya tentang hubungan saya dengan pria itu, dan saya menjawab ya kita sudah pacaran dan ibu juga sudah tau kan??? Awalnya sih hubungan saya dan pria ini disetujui oleh orang tua, tapi karena surat itu akhirnya orang tua saya melarang keras hubungan kami dan meminta saya untuk berpisah dengan pria itu. Sakit sekali bagiku mendengar hal ini. Tapi karena aku mencintai dia dan mau berusaha meyakinkan orang tua, aku tidak memikirkan perkataan orang tua dan aku terus menjalin hubungan ku secara backstreet (diam-diam).

Satu tahun berlalu dan saat itu saya sudah melanjutkan kuliah di Bandung. Karena saat saya kuliah di Medan saya tidak menyukai tempat kuliah saya. Akhirnya hubungan kami tercium oleh orang tua dan keluarga besar saya, saya pun mulai di awasi oleh kakak dan saudara sepupu saya dirumah. Sakit sekali hati ini saat itu, kemana pun saya pergi saya selalu diikuti dan di awasi oleh saudara-saudara saya. Tapi saya terus berdoa kepada Tuhan supaya memberi saya kesabaran dan kekuatan untuk menjalani ini semua. Tidak gampang bagi saya saat itu untuk menjalani ini, saya harus kuliah dan saya juga seorang pelayan sekolah minggu saat itu. Saya benar-benar dilema antara keluarga dan pria itu.

Tahun berganti tahun, akhirnya saya terus menjalin hubungan dengan pria itu, tanpa memikirkan orang tua dan keluarga saya yang menentang ini semua. Tiba saat saya berlibur ke Medan, suasana keluarga saya sudah tidak ada kehangantan lagi buat saya. Wajah Bapak yang begitu garang melihat saya, wajah Ibu yang begitu cuek ke saya dan wajah semua keluarga saya juga menunjukkan perasaan tidak suka kepada saya. Saya akhirnya memilih untuk diam dan tidak banyak berbicara. Dan suatu ketika disitu suasana rumah sudah kacau, saya dipaksa untuk berpisah saat itu juga dan dipaksa untuk memilih antara Bapak dan pria itu. Saat itu Bapak saya sudah mengambil tali dan berkata Bapak mati saja kalau kamu memilih dia. Akhirnya air mata dan keributan pun terjadi dan Ibu saya juga sudah hampir pingsan karena saya yang begitu memihak dan membela pria itu.

Keributan pun akhirnya selesai juga namun, saya harus tetap berpisah dengan pria itu. Sakit?? ya... memang sakit sekali, 3 tahun menjalin hubungan dan mempertahankannya semua harus berakhir.

Sidang akhir kuliah saya pun mulai di laksanakan saat itu semua kejadian pemaksaan untuk berpisah harus aku lupakan sejenak, dan aku fokus pada persiapan sidang ku... puji Tuhan pria ini terus memberi semangat kepada saya dan juga terus mendoakan saya. Padahal setelah sidang usai aku harus mengambil keputusan yang mungkin dia sendiripun tidak akan sanggup untuk menerimanya.

Puji Tuhan sidang pun akhirnya selesai dan aku mendapatkan nilai yang bagus, tapi sidang bagi diriku sendiri belumlah selesai. Aku masih harus menguatkan diriku untuk menyampaikan keputusan ku... berat sekali bagiku untuk mengatakannya. Sampai-sampai aku mengatakan hal ini pada saat hari ulang tahun ku...sakit sekali bagiku, disaat aku harus bergembira saat itu juga aku harus kehilangan orang yang aku cintai dan kasihi. Pria ini pun terdiam dan menangis, kami hanya bisa diam tanpa berkata apapun. Akhirnya pria ini dengan berat berkata ya inilah jalan yang terbaik untuk kita dan keluarga besar kita. Kita tidak mungkin bisa hidup tanpa keluarga kita dan dukungan mereka.... saat itu juga air mata ini pun tidak bisa lagi aku bendung... perpisahan pun akhirnya terjadi.

Awal-awal masa sendiri saya dan pria itu masih berkomunikasi namun tidak seperti dahulu lagi. Yah apa adanya saja.. saat saya harus sendiri saya mulai semakin mendekatkan diri dengan Tuhan...(Maz 37:3-7) dan satu hal, saya belum bisa membuka hati untuk orang lain.. saya menikmati pelayanan, saya menikmati kesendirian saya, dan yang paling saya nikmati banyak teman-teman perhatian kepada saya.

Setahun pun berlalu dengan kesendirian dan akhirnya aku pun membuka hati kepada seorang pria yang tidak satu suku dengan saya tapi tetap dia seorang Kristen. Namun selama menjalani hubungan bersam dia, saya mendapat begitu banyak tekanan baik dari dia sendiri maupun dari orang tuanya, yang menginginkan anaknya untuk mendapatkan gadis yang satu suku dengannya. Ditambah lagi adik-adiknya yang tidak terlalu mendukung hubungan kami.

Tekanan itupun semakin membuat saya tidak merasa nyaman, pergaulan saya dengan teman-teman saya pun mulai dibatasi dan klo setiap saya pergi bersama teman-teman dia selalu saja memantau saya. Ok dia bilang tanda dia sayang ke saya tapi... menurut saya sih itu sudah keterlaluan..

Akhirnya hubungan kami setiap saat ribut dan ribut.. lama-lama saya tidak tahan akan hubungan ini dan saya memutuskan untuk berpisah dengan dia.

Kalau dibilang sayang dan cinta, tentu saja saya menyayanginya dan mencintainya tapi semua harus berakhir lagi. Dan perpisahan ini berakhir dengan hal yang menyakitkan. Dimana setelah kami berpisah aku tidak tahu apa yang membuat dia mencaci maki aku dan menuduh aku berselingkuh, sampai-sampai dia mengeluarkan kata-kata yang selama ini itu mungkin tidak akan keluar.. gampangan ya.....gampangan....kata-kata itulah yang keluar dari mulut kecilnya... aku tidak mengerti mengapa kata-kata itu harus keluar dari mulutnya. Ternyata semua ini terucap karena seorang sahabat yang selama ini sudah aku anggap sebagai teman yang begitu baik dan bisa menjaga rahasia persahabatan, membokar semua apa yang sudah terjadi selama ini. Sahabatku menceritakan semua tentang pertemanan ku dengan teman-teman semasa SMA. Tapi entah mengapa dia harus menceritakan itu?? Ah.. hati ini mulai hancur dan sakit sekali. Aku pikir selama ini aku berteman dengan teman-teman SMA ku aku tidak berbuat apa-apa dan tidak lebih dari sekedar teman. Aku tidak tahu apa saja yang sudah diceritakan oleh sahabatku itu. Singkat cerita, emosipun memuncak. Selama 5 bulan emosi itu terus merasuki hati kecil ini. Kata-kata makian dan sumpah yang seharusnya tidak aku ucapkan akhirnya terucap.

Sampai suatu malam aku sudah merasa aku tidak ada artinya lagi untuk hidup dan aku memutuskan untuk mengakhiri semua...aku mengambil pisau dan ingin menyayat tangan ini..tapi aku mendengar suatu suara yang luar biasa dari hati kecil ini...dan seketika itupun Handphoneku pun berbunyi. Ternyata mama menelepon ku. Aku kaget luar biasa dan terdengar suara mama lagi apa nak ku? Tersentak hati ini ingin menangis, tapi aku tahan. Aku menjawab lagi nonton saja. Percakapan yang singkat dan akhirnya selesai juga. Selesai berbicara aku menangis luar biasa, dan aku mendengar suara yang begitu lembut dari hati ini, anak Ku janganlah kau menangisi orang, percuma air matamu hanya untuk orang lain, menangislah untuk Ku.. ingat orang tuamu dan keluargamu dan orang-orang yang sayang padamu”. Saat itu pisau yang ada ditangan inipun akhirnya terjatuh dan aku menangis dan menangis sambil berlutut dan berdoa..

Haripun berganti, akupun harus menghadapi telepon dari dia kembali. Sabar....sabar dan sabar hanya ini yang terucap ketika aku harus mengangkat telepon dari dia. Tapi sama saja aku tidak bisa menahan emosi ku.. aku jatuh lagi dan jatuh lagi, ketika dia harus mencaci maki aku dan merendahkanku. Aku tidak mampu untuk menahan emosi ketika kata-katanya menyakiti hati ini. Akhirnya semua ini aku ceritakan kepada teman-teman PA ku dan Nora (istri Pendeta) yang sangat bisa memahami setiap hati kami. Saat aku menceritakan ini, aku merasa aku mempunyai keluarga yang begitu bisa memahami aku dan bisa memberi kekuatan buat aku, Thanks God. Aku mendapatkan kekuatan yang luar biasa aku diajar untuk selalu besabar dan tidak menanggapi teleponnya lagi... dan aku benar-benar merasa kuat dan rasa sakit itu kini sudah bisa pulih kembali. Luar biasa Firman Tuhan dalam Fil 4:13 ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan bagiku”. Sungguh ayat ini memberi kekuatan dan sukacita buat aku ketika aku harus menghadapi perkara yang besar dalam hidupku. Sampai saat ini aku masih mengingat kata-kata seorang saudara PA ku, masalah itu hanya masalah yang kecil dan sepele!!! Ya..... benar masalah ini hanya masalah sepele dan tidak perlu ditangisi lagi.

Luar biasa apa yang boleh aku alami dalam hidupku selama 5 bulan ini, banyak hal yang membuat aku bisa merasakan jamahan Tuhan yang luar biasa. Yang menuntun aku untuk sabar dalam menjalani kehidupan ini. Walaupun aku harus kehilangan seorang sahabat yang aku sayangi dan kehilangan seorang laki-laki yang selama ini aku cintai, tapi aku sadar, masih ada cinta sejati yang melebihi cinta anak manusia. Itu adalah Cinta Tuhan Yesus Kristus (Yeremia 31:3) ”Aku mengasihi engkau dengan kasih kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Memang hidup tidaklah mulus tapi akan ada batu dan kerikil-kerikil tajamnya. Tapi ini semua mengajarkan kita untuk setia dalam setiap perkara-perkara yang boleh terjadi dalam hidup kita. Kasih adalah dasar dari segala sesuatu yang membuat kita bisa bersabar,

(1 Kor 13:4-7) ”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”.

Nah, kualitas hidup kita yang panjang sabar pun dapat bertahan bila memiliki harapan yang terbit dari Janji Allah dalam kitab suci. Dan seperti penggalan satu pujian yang aku dengarkan saat aku menulis ini membuat aku merasa bahwa Tuhan sungguh menggenapi janjiNya bagi kita.

Habis hujan tampak langit

Bagai janji yang teguh

Dibalik duka, menanti

Pelangi kasih Tuhanmu.

Kita tidak akan tau apa yang dimiliki hari esok, tetapi anda tau siapa yang memegang hari esok. (Maz 131)

Karena itu marilah kita memulai hidup untuk sabar dalam menantikan segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan untuk kita. Jadilah Wanita yang penuh penyerahan diri pada Tuhan, bersabarlah dan nantikalah buah yang manis.

Dimata Tuhan cinta tak pernah habis. Di hati Tuhan pengampunan selalu diberikan dan tidak ada penolakan. Dipelukan Tuhan tak seorangpun merasa sendirian.

syaloom
Salam kenal namaku Erika Juliana Br. Purba
aku permata Bandung Pusat dan Guru Sekolah minggu juga
ini aku kirimkan tulisan kepada teman2 permata di salatiga, semoga bermanfaat.

Selamat membacanya. Tuhan berkati...

salam

ika poerba

2 komentar:

charles sebayang mengatakan...

sebuah kisah yang sangat menyedihkan. semoga segera menemukan yang terbaik bagi mu dan keluarga.Tuhan selalu memberkati Mu

ruth ginting mengatakan...

mjj k'ika,,,

Thankz y uDh bagi2 cRita,,
ni jd 1 pLajaran baRu Lg bwt Q,,
aQ percaya,,
seMua inDah pada wakTunya,,,

-gb-